17 May 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Opini » Ratna: Antara Identitas, Mimpi dan Mahkota Waria

Ratna: Antara Identitas, Mimpi dan Mahkota Waria

Posted by :Alumni SK Posted date : 8 December 2012 In Opini Comments Off on Ratna: Antara Identitas, Mimpi dan Mahkota Waria

Ourvoice.or.id – Ratna (23), “ABAS-Anak Bengkulu Asli” begitu dia meyebut dirinya, memenangkan ajang miss Transchool 2012 di Gelanggang Remaja Grogol, Jakarta Barat, 7/12/2012.

Ratna, dengan gaun malam di atas panggung saat masuk ke dalam 3 besar Miss Waria Remaja 2012 (foto:YatnaPelangi)

“Saya sama sekali tidak pernah berharap mendapatkan mahkota ‘Miss’ ini, yang penting selalu serius dan berbuat yang terbaik,” ungkap Ratna. Ratna anak pertama dari dua bersaudara, dilahirkan dan dibesarkan di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Sejak kecil memang sudah merasa ada yang berbeda dengan dirinya yang lambat laun dengan bertambahnya usia dia semakin yakin bahwa dirinya adalah seorang Waria, seperti yang dituturkan pemilik nama asli Erwin Haryanto. Alumni di salah satu SMU negeri di Lebong ini mengaku pernah mengalami diskriminasi sebagai Waria ketika menerima beasiswa di salah satu Akademi Keperawatan di Bengkulu. “Akhirnya saya harus keluar dari kuliah selain persoalan diskriminasi juga karena ekonomi keluarga yang waktu itu rumah kami kebakaran,” ungkapnya. “Setelah menjadi Miss Transchool 2012, Saya ingin memperjuangkan hak-hak Waria terutama hak pekerjaan di sektor formal maupun non formal. Selain itu, saya juga berkeinginan membangun prestasi agar masyarakat tidak lagi melabelkan Waria sebagai manusia yang tidak berguna,” tegas Ratna yang masih punya keinginan menjadi seorang perawat. Ratna pergi dari Bengkulu ke Jakarta selain ingin mencari teman “senasib” juga untuk bisa membantu ekonomi keluarga. Minimal setiap bulannya dapat mengirimkan uang kepada keluarga di kampung, ungkapnya. Ajang Miss Transchool adalah sebuah kegiatan pendidikan tahunan yang dilakukan setiap Minggu selama tujuh kali pertemuan untuk membahas isu hak asasi manusia, gender, seksualitas, media dan HIV /AIDS yang diselenggarakan oleh Sanggar Waria Remaja (Swara). Pada transchool 2012 merupakan kegiatan yang ke-3 dan setiap tahunnya diikuti sekitar 25 peserta Waria wilayah Jakarta, ungkap Lulu Surachman, koordinator Swara. (Hartoyo)

Share Button
Tags
HeadlineMiss TranschoolOurvoiceRatna Waria RemajaSwaraTranschool 2012
tweet
Pertama dalam Sejarah AS Senator Gay Menikah
Jika Yesus Hidup Sekarang, Dia Akan Perhatikan Gay

Related posts

  • Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    3 March 2022

  • Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: Kontras antara Hak Hukum dan Realitas

    Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: ...

    24 January 2022

  • Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk Menghapus Kekerasan Seksual

    Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk ...

    15 November 2021

  • Apa Itu KTP/KK Bagi Transpuan

    Apa Itu KTP/KK Bagi Transpuan

    20 September 2021

  • Kebijakan Saja Tidak Cukup

    Kebijakan Saja Tidak Cukup

    13 September 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.