28 June 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Opini » Karena Tuhan Tidak Pernah Salah

Karena Tuhan Tidak Pernah Salah

Posted by :hartoyo Posted date : 28 January 2013 In Opini Comments Off on Karena Tuhan Tidak Pernah Salah

Sammaria Simanjuntak (Kanan), Luna Meyes (Tengah) dan Habir (Kiri). Foto: (Yatna-Ourvoice)

Ourvoice.or.id – Pengalaman berpacaran dengan orang yang berbeda agama dan keyakinan yang menjadi inspirasi dari cerita film Cin(T)A, ungkap penulis skenario dan sutradara, Sammaria Simanjuntak (29) dalam diskusi pemutaran film tersebut di Mess 55, Kalibata, 27/1/2013.

Diskusi film kali ini juga enghadirkan narasumber lain Ahmad Taruna Habir, seorang pemuda yang dibesarkan dalam keluarga pernikahan beda agama (Bapak Muslim dan Ibu Kristen) dengan moderator Luna Meyes (Relawan Ourvoice).
Atin, biasa Sammaria dipanggil meyatakan cerita film tersebut memang lebih banyak pengalaman pribadi saya atas pertanyaan mendasar mengapa Tuhan menciptakan manusia berbeda tetapi disaat bersamaan saling membenci?, ungkapnya.  Film ini juga menjadikan Sammaria mendapatkan piala Citra pada 2009 untuk kategori penulis skenario asli terbaik. Ini merupakan film perdana Atin dengan digarap secara independent.
Atin seorang perempuan Batak, Kristiani yang tergabung dalam gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan alumni Teknik Arsitektur Institute Teknologi Bandung (ITB). Dengan latar belakang itu, pendidikan keluarga sangat tidak memberikan pendidikan tentang berbeda, jelasnya.

Atin menegaskan bagaimana sosok ibunya yang tergambar dalam film terbarunya, Demi Ucok yang menceritakan tentang seorang ibu beretnis Batak yang sangat memegang kuat adat istiadatnya dengan menginginkan anaknya menikah satu agama dan satu etnis. Batak.

Justru dia banyak merefleksikan makna hidup tentang cinta dan perbedaan ketika menjalin percintaannya dengan pacarnya, ungkapnya.  Selama ini saya selalu pacaran dengan yang berbeda agama dan keyakinan, jelas Atin sambil tertawa. Inilah yang membuat saya belajar tentang apa itu perbedaan.
Pengalaman Sammaria menurut saya menarik, bagaimana hubungan pacaran yang sebagian orang menganggap sesuatu yang “buruk” bahkan sangat dilarang (baca: diharamkan), justru Atin dapat belajar makna cinta dan kemanusiaan dalam proses itu.  Menurut saya, sangat mungkin sekali jika Atin hanya aktif di gereja melaksanakan ibadah ritual saja, dirinya justru akan kehilangan makna kemanusiaan tersebut. Tidak akan menghasilkan sebuah karya “besar”, sebuah film yang menampilkan pergulatan dua remaja yang berbeda ras dan agama tetapi saling mencintai.

Peserta Diskusi Nonton Film Cin(T)A di Mess 55 (Foto: Yatna-Ourvoice)

Mungkin kita kadang salah,  sesuatu yang dianggap baik tidak selalu menghasilkan hal yang baik begitu juga sebaliknya, sesuatu yang kita anggap kotor tetapi faktanya bersih dan suci. Misalnya ada banyak orang melakukan ibadah ritual hanya menjadi ritual belaka, tanpa punya makna apapun kecuali disebut sebagai orang yang sholeh oleh masyarakat.
Pengalaman sang sutradara (Atin) menjadi gambaran nyata, bagaimana kebaikan atau nilai-nilai kemanusian tidak hanya didapat dalam mimbar-mimbar rumah ibadah.  Kebaikan bisa hadir dimanapun, kantor, gunung, hutan, institusi perkawinan bahkan  hadir dalam kamar-kamar sempit dan lorong-lorong gelap dimana para perempuan dan Waria harus menjual tubuhnya. Saya selalu yakin, Tuhan tidak pernah salah memberikan hidayahNYA. (Hartoyo)

Share Button
Tags
Cintacinta Beda agamaHartoyoHeadlineOurvoicePluralismeSammaria Simajuntak
tweet
Kelelawar Memilih Tidur dengan Sejenis
Politikus lesbian akan jadi pemimpin di Provinsi Kanada, Amerika Serikat

Related posts

  • Dapatkah Orientasi Seksual Berubah?

    Dapatkah Orientasi Seksual Berubah?

    30 May 2022

  • Racun Maskulinitas

    Racun Maskulinitas

    24 May 2022

  • Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    3 March 2022

  • Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: Kontras antara Hak Hukum dan Realitas

    Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: ...

    24 January 2022

  • Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk Menghapus Kekerasan Seksual

    Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk ...

    15 November 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.