17 August 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Opini » Teologi Keraguan Untuk Kemanusiaan

Teologi Keraguan Untuk Kemanusiaan

Posted by :hartoyo Posted date : 31 March 2013 In Opini Comments Off on Teologi Keraguan Untuk Kemanusiaan

Melinda Siahaan (Foto: faceebook Melinda Siahaan)

Oleh : Melinda Siahaan

Ourvoice.or.id – Meragukan Yesus bangkit? Ini adalah realita manusiawi. Realita yg dijumpai oleh para murid perempuan dan laki-laki-Nya, yang selama ini telah berjalan bersama-sama Yesus. Ragu itu baik untuk menguji sejauh mana kebenaran bisa dipercayai. Tentu ada momen dan memori kebersamaan yang akhirnya membuat para murid menyadari bahwa Ia telah bangkit. Bahkan Thomas dengan keraguannya diperhadapkan langsung dalam dialog dengan Yesus yang telah mati itu:

“Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Kita tidak seperti Thomas yang langsung ditantang oleh Yesus untuk mencucukkan jari ke lambung di mana tombak pernah ditancapkan di dalamnya. Kepercayaan akan kebangkitan itu bagi kita bisa dirasakan dalam pergumulan hidup sehari-hari. Bukan sekadar mengatakan Ia sudah bangkit, selesai! Kepercayaan seperti ini yang justru perlu diragukan.

Kebangkitan Yesus yang diamini dalam diri orang yang percaya pada-Nya sekarang ini justru sedang diragukan. Bagaimana mungkin percaya pada Yesus yang bangkit, jika tetap melakukan kekerasan melalui ajaran gereja bahwa Hawa adalah perempuan menjadi penyebab manusia jatuh ke dalam dosa, kaum homoseksual adalah pendosa sehingga harus ditobatkan.

Kebangkitan Yesus semestinya menandakan kebangkitan ajaran menghargai kemanusiaan dan ciptaan. Jadi jika keimanan kita rasanya sudah ‘pol’/cukup dengan hanya meyakini Yesus bangkit, ini justru harus diragukan. Keimanan yang merasa “pol” itu harus terus-menerus diragukan dengan realita kemanusiaan dan ciptaan yang ada.

Selamat merayakan Paskah

*Mahasiswa Teologi Pasca Sarjana Universitas Kristen Duta Wacana-Yogyakarta

Melinda Siahaan (tengah) ketika berdiskusi disebuah cafe di Yogayakarta. (Foto: Ourvoice)

Share Button
Tags
HeadlineHomoseksualMelinda SiahaanOur VoicePaskah
tweet
Rogers Berharap Ada Sepak Bola Gay
Pengadilan Menolak Gugatan Cerai ‘Pria’ Hamil

Related posts

  • Dapatkah Orientasi Seksual Berubah?

    Dapatkah Orientasi Seksual Berubah?

    30 May 2022

  • Racun Maskulinitas

    Racun Maskulinitas

    24 May 2022

  • Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    3 March 2022

  • Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: Kontras antara Hak Hukum dan Realitas

    Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: ...

    24 January 2022

  • Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk Menghapus Kekerasan Seksual

    Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk ...

    15 November 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.