19 January 2021
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Opini » Dewi Candraningrum: Sang Liyan Dalam Kebebasan

Dewi Candraningrum: Sang Liyan Dalam Kebebasan

Posted by :hartoyo Posted date : 1 May 2013 In Opini 0

Transgender (Sasana) tokoh dalam novel Pasung Jiwa. (Lukisan karya Ivan-anak autis)

Ourvoice.or.id – Sasana: ”Seluruh hidupku adalah perangkap.Tubuhku adalah perangkap pertamaku. Lalu orang tuaku, lalu semua orang yang kukenal. Kemudian segala hal yang kuketahui, segala sesuatu yang kulakukan. Semua adalah jebakan-jebakan yang tertata di sepanjang hidupku”.

Itulah penggalan cerita dari novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari yang dikutip oleh Dewi Candraningrum dalam makalahnya yang akan disampaikan dalam diskusi di peluncuran novel tersebut Teater Kecil TIM, Rabu 15 Mei 2013 jam 18.30 WIB.

Dalam makalahnya Dewi meyampaikan bahwa cerita dari novel tersebut menggambarkan  perihnya menjadi liyan, pedihnya menjadi liyan. Tercerai-berainya Sasana menjadi Sasa. Sebagai transgender, bencong, banci atau waria, Sasa adalah potret mereka yang termiskin di antara yang miskin.

Dewi mencoba membahas identitas transgender sebagai manusia yang sebenarnya ada pesan kebebasan didalamnya. Hanya menjadi masalah ketika masyarakat melalui doktrin-doktrin pengetahuan dan kekuasaan menjadikan kelompok transgender dan identitas seksualitas lainnya dianggap “abnormal” atau disebut oleh Dewi sebagai “sang liyan”.

Berbagai stigma negatif dilekatkan pada kelompok sang liyan tersebut, dari mulai dianggap penyimpangan, penyakit sampai pendosa. Bahkan ironisnya, beban dosa orang lain juga dilekatkan pada sang liyan tersebut. Sehingga atas nama dosa diri, moral maka sang liyan layak untuk didiskriminasikan atau diubah menurut apa yang kita mau. Semua atas nama nilai dan moral yang kita anut.

Dewi Chandraningrum sebagai seorang doktor sastra mengkaitkan isu hak-hak transgender ataupun LGBT lainnya dengan kajian Martha Nussbaum (1947-), seorang professor dan feminis dari Universitas Chicagomenulis dengan dalam bukunya Sex and Social Justice.

Okky Madasari sebelumnya pernah menulis novel berjudul Maryam berceritakan tentang warga Amadiyah dan sekarang dalam novelnya dia bercerita tentang tokoh sang liyan lainnya, transgender yang dikaitkan dengan kebebasan.

Saat lauching novel selain diskusi “Kebebasan di Atas Kanvas” bersama Dr. Dewi Candraningrum, juga diadakan kegiatan lainnya, seperti pelatihan menulis bersama Okky Madasari, Maggie Tiojakin & Hetih Rusli, pameran seni rupa bertema “kebebasan” dan Pertunjukan Teater “Pasung Jiwa”. Untuk informasi lebih lanjut tentang acara dapat dibuka disini  (Hartoyo)

Makalah lengkap Dewi Candraningrum dapat didownload disini

Share Button
Tags
Dewi ChandraningrumHartoyoHeadlineIndonesiaLGBTOurvoice
tweet
Obama Puji Kejujuran Seorang Gay
Ratu Waria Ikut Rayakan Pergantian Tahta Belanda

Related posts

  • Gay Transman Dan Lesbian Transpuan

    Gay Transman Dan Lesbian Transpuan

    28 December 2020

  • Kongres Perempuan Dan Ideologi Pakaian

    Kongres Perempuan Dan Ideologi Pakaian

    22 December 2020

  • Berantas FPI, Polisi Kerja Profesional

    Berantas FPI, Polisi Kerja Profesional

    11 December 2020

  • Kekuatan Fundraising Kekuatan Politik

    Kekuatan Fundraising Kekuatan Politik

    7 December 2020

  • Transpuan Lansia dan Kehadiran Negara

    Transpuan Lansia dan Kehadiran Negara

    20 November 2020

Leave a Comment

Click here to cancel reply.

Populer

  • Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    4 January 2013
  • Surat Terbuka Kepada Fahira Idris

    20 March 2013
  • Komunitas Gay Protes Pernyataan Khofifah Indar Parawansa

    6 July 2012
  • [Kisah] Aku Seorang Asexual

    [Kisah] Aku Seorang Asexual

    29 October 2015
  • <!--:id-->Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012<!--:-->

    Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012

    5 April 2012
  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.