25 January 2021
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Internasional » Isu Jugun Ianfu Hantui Jepang

Isu Jugun Ianfu Hantui Jepang

Posted by :Alumni SK Posted date : 7 June 2013 In Internasional 0
Mantan wanita penghibur Korea Selatan, Kim Bok-dong, saat protes anti Jepang di Seoul, April 2013. Foto : AP

Mantan wanita penghibur Korea Selatan, Kim Bok-dong, saat protes anti Jepang di Seoul, April 2013. Foto : AP

Ourvoice.or.id- Jepang berjuang menghadapi hujan kritik dari komunitas internasional atas aksi tentaranya di masa perang

Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan lalu mendesak pemerintah Jepang untuk tidak membangkitkan trauma “wanita penghibur” atau Jugun Ianfu yang dipaksa menjadi budak seks semasa Perang Dunia II. Dewan Perwakilan Rakyat negara bagian New York, Amerika Serikat (AS) bulan lalu mengesahkan resolusi bagi sebuah monumen peringatan di kota Westbury dan mengecam militer Jepang karena dianggap melakukan “kejahatan kemanusiaan.” Kota Glendale di California dijadwalkan membuka monumen serupa pada 30 Juli, yang oleh dewan kota dinyatakan sebagai “Hari Wanita Penghibur Korea”.

Fakta bahwa Tokyo masih mendapatkan kritik atas aksi kejahatan yang dilakukan 70 tahun lalu menunjukkan isu”wanita penghibur” masih dipermasalahkan hingga saat ini. Sempat terlupakan selama bertahun-tahun, isu tersebut dihidupkan kembali oleh sebuah keputusan pengadilan Korea Selatan pada 2011.

Kritik semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir lantaran serangkaian komentar kontroversial dari politisi Jepang, yang memperburuk hubungan Tokyo-Seoul dan mengganggu kebijakan Washington di Asia Timur.

Ketidakmampuan Jepang dalam meluruskan perbedaan pandangan dengan negara tetangganya terkait masalah dari Perang Dunia II berisiko mengisolasi Jepang dari kancah politik internasional dan juga bisa menciptakan ketegangan dengan AS. Ini menjadi catatan penting mengingat Jepang sedang menghadapi ambisi teritorial Cina dan ancaman nuklir Korea Utara. Sejak menjabat pada Desember, Perdana Menteri Shinzo Abe telah bertemu pemimpin dari berbagai negara, kecuali Korea Selatan dan Cina, yang keduanya telah mempertanyakan pandangan Abe atas sejarah kelam Jepang saat perang.

Ketika Korea Utara bersiap merilis rudal nuklirnya April lalu, petinggi militer AS dalam kunjungannya ke Jepang secara terbuka menyampaikan rasa frustrasinya atas ketidakmampuan militer Jepang dan Korea Selatan bekerja sama dalam menghadapi ancaman tersebut. Hal ini terjadi lantaran kedua negara bersitegang terkait masalah “wanita penghibur”. Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Martin Dempsey mengatakan militer AS memiliki “gambaran operasi bersama yang sempurna” dengan dua sekutu utamanya di Asia. Namun masalahnya, “dua gambar tersebut tidak bergabung”, demikian ujar Dempsey.

Kerjasama ini nampaknya tak akan terjadi dalam waktu dekat. Kedua negara tak lagi berupaya mewujudkan perundingan antar kementerian pertahanan yang ditunda tahun lalu. Berbicara di hadapan Kongres AS saat berkunjung ke Washington awal bulan ini, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye berujar: “Perbedaan yang berakar dari sejarah kian melebar.”

“Hanya karena kita kalah perang, kita tak harus menutup mulut setiap kali dihadapkan pada kesalahpahaman,” ujar Walikota Osaka Toru Hashimoto dalam sebuah konferensi pers minggu lalu. Hashimoto mencoba meredam kemarahan negara Asia dan AS setelah ia mengatakan wanita penghibur saat itu dibutuhkan sebagai bagian dari perang. Ia menjadi gelisah dan memberikan penjelasan sebanyak 57 kali di Twitter pada 14 Mei dan 54 kali pada 15 Mei untuk membela diri dan mengklarifikasi komentarnya.

Sumber : WSJ

 

Share Button
Tags
Jugun IanfuOurvoiceourvoice indonesia
tweet
Mantan Tentara Pemburu Osama bin Laden, Umumkan Jadi Transgender
Penulis Irlandia meraih penghargaan kesusastraan

Related posts

  • Pengucilan Sosial Batasan Karir yang Menghalangi Para Profesional STEM

    Pengucilan Sosial Batasan Karir yang Menghalangi Para ...

    25 January 2021

  • Sensus 2021 Australia Akan Memiliki Opsi Jenis Kelamin Non-Biner

    Sensus 2021 Australia Akan Memiliki Opsi Jenis ...

    23 January 2021

  • Kontes Kecantikan Trans Pertama Kali Diluncurkan di Nigeria

    Kontes Kecantikan Trans Pertama Kali Diluncurkan di ...

    22 January 2021

  • Muslim LGBT Asia Selatan Beralih ke Media Sosial untuk Mendapatkan Dukungan

    Muslim LGBT Asia Selatan Beralih ke Media ...

    21 January 2021

  • Israel: Menjadi Transgender Bukan Gangguan Mental

    Israel: Menjadi Transgender Bukan Gangguan Mental

    19 January 2021

Leave a Comment

Click here to cancel reply.

Populer

  • Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    4 January 2013
  • Surat Terbuka Kepada Fahira Idris

    20 March 2013
  • Komunitas Gay Protes Pernyataan Khofifah Indar Parawansa

    6 July 2012
  • [Kisah] Aku Seorang Asexual

    [Kisah] Aku Seorang Asexual

    29 October 2015
  • <!--:id-->Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012<!--:-->

    Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012

    5 April 2012
  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.