1 July 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Internasional » Konferensi Untuk Mengatasi Pentahbisan Gay

Konferensi Untuk Mengatasi Pentahbisan Gay

Posted by :Alumni SK Posted date : 3 September 2013 In Internasional Comments Off on Konferensi Untuk Mengatasi Pentahbisan Gay

 

Eliud Wabukala (Sumber: Huffington Post)

Eliud Wabukala
(Sumber: Huffington Post)

Suarakita.org- Uskup-uskup Agung konservatif Kristen Anglikan  dari Afrika akan mengadakan konferensi untuk mengatasi  masalah pentahbisan gay pada bulan Oktober mendatang.

Konferensi yang diberi nama The Second Global Conference Anglican Future Conference (GAFCON II) akan diadakan di Nairobi, pada 21 sampai dengan 26 Oktober 2013. Konferensi GAFCON  pertama kali diadakan pada tahun 2008 di Yerusalem, lima tahun setelah seorang gay, Gene Robinson, ditahbiskan sebagai Uskup  di  Gereja Epsicopal, New Hampshire. Pentahbisan Gene Robinson ini membuat persekutuan terpecah. Di pertemuan di Yerusalem, Para Uskup Agung mengintruksikan  supaya membentuk sebuah provinsi Anglican di Amerika Utara untuk menandingi Gereja Episcopal.

Di samping  pentahbisan Uskup gay itu, banyak Uskup Agung Afrika sangat khawatir dengan perkembangan  penerimaan same sex union (Pelembagaan Relasi  Sejenis) di Barat.  Mereka mengatakan bahwa usaha untuk mendisiplinkan Gereja Episcopal tidak sukses dan, sebagai dampaknya, sebuah “kangker spiritual” telah tersebar di provinsi lainnya, temasuk Gereja Anglikan  di Kanada, Inggris, Skotlandia, Wales dan Afrika Selatan.

GAFCON II yang  diorganisir oleh Keuskupan Nigeria dan Afrika Timur  bertujuan untuk mempercepat proses yang telah dimulai di Yerusalem. “Kami telah sukses dalam konsolidasi” kata Uskup Agung asal Uganda, Stanley Ntgali.

Menurut pandangan mereka, konferensi ini berusaha memulihkan ketertiban, intgritas teologis dan kesetiaan pada Bible (Alkitab).

“Kita perlu melihat peruntuhan oleh beberapa gereja atas urutan  penciptaan perempuan dan laik laki sebagai salah satu gejala penyakit,” tulis Uskup Agung Anglikan asal Kenya Eliud Wabukala, Ketua Dewan GAFCON dalam sebuah surat untuk konferensi ini tertanggal 22 Agustus, ”Alasannya adalah alasan spiritual”. (Gusti Bayu)

 

Sumber : Huffington Post

Share Button
Tags
GayGusti BayuIndonesiakristenLGBTSuara Kita
tweet
Poliamori, Seks dan Cinta Platonik
MONOLOG CERITAKU

Related posts

  • Parade Pride Thailand Diadakan Resmi Setelah 16 tahun

    Parade Pride Thailand Diadakan Resmi Setelah 16 ...

    7 June 2022

  • APCOM merilis Laporan Tahunan 2021 dan Selamat Merayakan Bulan Kebanggaan 2022 Semuanya

    APCOM merilis Laporan Tahunan 2021 dan Selamat ...

    3 June 2022

  • Marvel Memperkenalkan Pahlawan Super Transgender

    Marvel Memperkenalkan Pahlawan Super Transgender

    21 May 2022

  • Pemerintah Tokyo Berencana Untuk Memulai Sistem Kemitraan Sesama Jenis Pada November

    Pemerintah Tokyo Berencana Untuk Memulai Sistem Kemitraan ...

    14 May 2022

  • Museum LGBTQ+ Pertama di Inggris Dibuka di London

    Museum LGBTQ+ Pertama di Inggris Dibuka di ...

    10 May 2022

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.