27 February 2021
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Nasional » Sultan Yogyakarta Kritik Monopoli Media

Sultan Yogyakarta Kritik Monopoli Media

Posted by :Alumni SK Posted date : 28 September 2013 In Nasional 0

 

Sultan Hamengku Buwono X (Sumber: Tempo.co)

Sultan Hamengku Buwono X
(Sumber: Tempo.co)

Suarakita.org- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X, mengkritik pemusatan kepemilikan perusahaan media pada segelintir pengusaha saja. Dia khawatir fakta ini menjadi ancaman bagi masa depan pers nasional. Kritik itu disampaikan Sultan saat membuka Festival Media II yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia selama dua hari di Yogyakarta, Sabtu, 28 September 2013.

Menurut Sultan, kondisi pemusatan kepemilikan media membahayakan demokrasi di Indonesia. Sebab media massa merupakan alat yang mudah dipakai sebagai corong untuk pemolesan citra politikus dengan berita-berita berbau propaganda. “Seharusnya media tetap mematuhi kode etik dan tidak menganut ideologi oplah yang mengabaikan nurani rakyat dan hak publik memperoleh informasi yang benar,” ujar dia.

Untuk memperbaiki demokrasi, kata Sultan, media harus mampu memandu publik agar bisa memilih wakil dan pemimpin yang tepat dalam pemilu nanti. Karena itu, ketika banyak politikus senang memanipulasi citra dengan beragam fakta buatan, media semestinya bisa mengungkapkannya ke publik. “Wartawan jangan jadi distributor informasi saja, tapi harus berpihak pada kepentingan publik,” ujar dia.

Menurut Sultan fakta pemusatan kepemilikan media terlihat dari data tentang adanya selusin korporasi yang saat ini memiliki 481 media. Situasi ini akan semakin menyeragamkan isi media yang dikonsumsi publik. “Karena itu, AJI perlu mendorong makin banyak muncul berita-berita investigasi, terutama di kasus-kasus korupsi,” ujar dia.

Peran media dalam menggelar investigasi kasus-kasus korupsi di Indonesia masih sangat penting saat ini. Sultan mengutip salah satu hasil survei Bank Dunia yang menyebutkan Indonesia termasuk dalam negara di posisi terbawah terrkait dengan kebebasan penelitian dokumen. “Jurnalisme investigasi membawa risiko besar bagi jurnalis, AJI harus tetap mendorong semangat pers pejuang,” kata dia.

Sultan juga menyarankan organisasi seperti AJI memperbanyak pendidikan bagi para jurnalis agar mampu memilah secara tepat beragam informasi yang membeludak di tengah era Internet saat ini. Semua jurnalis juga perlu dibekali dengan banyak sumber pustaka. “Minimal kekhawatiran narasumber pada adanya salah kutip bisa dihilangkan,” ujar Sultan.

Ketua AJI Indonesia, Eko Maryadi mengatakan Festival Media II yang tahun ini mengusung tema “Mencari Kebenaran di Era Banjir Informasi”, membawa misi mendorong tumbuhnya media-media lokal yang independen dan berkualitas. Penyelenggaraan acara ini juga menjadi momentum untuk mengingatkan kembali kepada publik tentang kasus pembunuhan wartawan Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin. “Sudah 16 tahun kasus ini belum terungkap, publik harus diingatkan,” kata dia. (Gusti Bayu)

 

Sumber: Tempo

Share Button
Tags
Aliansi Jurnalis IndependenGusti BayuIndonesiaLGBTMediaSuara Kita
tweet
Film “Lingkaran Kekerasan”, Bentuk Bela sungkawa Kepada Korban
Penderita AIDS di NTT Tinggi

Related posts

  • Seruan untuk Pembebasan Orang yang Ditahan karena Gay di Indonesia Setelah Dicambuk di Depan Umum

    Seruan untuk Pembebasan Orang yang Ditahan karena ...

    2 February 2021

  • Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia

    Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia

    10 September 2020

  • Panggil Aku Asha

    Panggil Aku Asha

    6 September 2020

  • Di Indonesia yang Konservatif, Aktivis Gay Ini Berani Menantang Pembatasan Sosial untuk Membantu Mereka yang Terpinggirkan

    Di Indonesia yang Konservatif, Aktivis Gay Ini ...

    26 August 2020

  • IDAHOBIT 2020: Eksorsisme, Terapi Konversi LGBT Ala Indonesia

    IDAHOBIT 2020: Eksorsisme, Terapi Konversi LGBT Ala ...

    17 May 2020

Leave a Comment

Click here to cancel reply.

Populer

  • Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    4 January 2013
  • Surat Terbuka Kepada Fahira Idris

    20 March 2013
  • Komunitas Gay Protes Pernyataan Khofifah Indar Parawansa

    6 July 2012
  • [Kisah] Aku Seorang Asexual

    [Kisah] Aku Seorang Asexual

    29 October 2015
  • <!--:id-->Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012<!--:-->

    Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012

    5 April 2012
  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.