30 June 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » Saatnya Mendengarkan Suara Korban Kekerasan Seksual

Saatnya Mendengarkan Suara Korban Kekerasan Seksual

Posted by :Alumni SK Posted date : 15 April 2014 In Liputan Comments Off on Saatnya Mendengarkan Suara Korban Kekerasan Seksual

 

IMG_1190Suarakita.org- Kerumitan kasus perkosaan dicoba untuk dibongkar dalam Forum Kesaksian Korban Kekerasan Seksual di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Senin 14 2014.

Forum Kesaksian Korban ini merupakan bentuk kerja sama dari Jaringan Perempuan Perdamaian Indonesia (Peace Women Across the Globe—PWAG) dengan Departemen Filsafat FIB UI dan didukung oleh organisasi sosial serta organisasi perempuan antara lain; Megawati Institute serta Komunitas Penulis Perempuan Indonesia (KPPI).

Dalam sambutan acara, Saras Dewi selaku perwakilan dari Depertemen Filsafat FIB UI mengungkapkan bahwa pentingnya isu kekerasan seksual dibicarakan di dalam kampus karena di kampuslah perubahan cara pandang terhadap perkosaan bisa terjadi. Saras Dewi pun mengakui bahwa gerakan akademis masih sangat minim untuk membahas kekerasan seksual.

Berdasarkan data dari Komnas Perempuan tahun 2013 tercatat ada 2995 kasus kekerasan seksual pada perempuan. Dibandingkan tahun lalu, jumlah kasus kekerasan seksual tersebut naik 17 %, “Sudah saatnya suara korban didengarkan” ujar Saras Dewi.

Forum Kesaksian Korban memang sengaja didesain untuk memberi ruang bagi penyintas atau korban untuk bersuara. “Forum ini adalah forum untuk mendengarkan” kata Caroline Monteiro, aktivis PWAG.

Pada forum ini ada tiga orang penyintas perkosaan yang berani bersuara, bersaksi di depan audiens dan satu orang yang memberikan kesaksian secara tertutup. Kemudian para penyitas tragedi 65 pun berbagi pengalaman mereka dizalimi oleh rezim orde baru . (Gusti Bayu)

Share Button
Tags
gay indonesiaGusti Bayukekerasan seksuallgbt indonesiaSaras DewiSuara Kita
tweet
Keberagaman praktek homoseksualitas dalam masyarakat yang heteronormatif
“Silenced” : Narasi Korban Perkosaan Yang Terbaikan

Related posts

  • Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok Masyarakat Rentan

    Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok ...

    15 June 2022

  • Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang Aman Untuk Semua Orang

    Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang ...

    27 April 2022

  • Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas Di Dunia Penuh Warna

    Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas ...

    25 April 2022

  • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok Marginal

    Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok ...

    5 January 2022

  • Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ADB

    Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ...

    30 December 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.