22 May 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » Memangkas Imajinasi Adalah Dosa Terbesar Orde Baru

Memangkas Imajinasi Adalah Dosa Terbesar Orde Baru

Posted by :Alumni SK Posted date : 20 June 2014 In Liputan Comments Off on Memangkas Imajinasi Adalah Dosa Terbesar Orde Baru
Radhar Panca Dahana, Narasumber  (Foto: Gusti/Suara Kita)

Radhar Panca Dahana, Narasumber
(Foto: Gusti/Suara Kita)

Suarakita.org- Budaya sudah hampir mati, dibunuh secara sistemik ungkap Radhar Panca Dahana pembicara dalam acara diskusi “Anak Muda Bicara Budaya”, Kamis 19 Juni 2014, di Universitas Indonesia.

Padahal, kata Radhar,  budaya adalah hal vital dan fundamental dalam membangun bangsa Indonesia.

Di seminar yang diselenggarakan oleh Abdurahman Wahid Centre UI ini, Radhar berusaha meluruskan kesalah-pahaman orang  mengenai budaya. Radhar menuturkan bahwa  bila membicarakan budaya orang langsung berpikir Candi Borobudur, batik, tari Pendet. Padahal itu bukan budaya melainkan artefak. “Kebudayaan adalah apa yang melahirkan. . .Budaya itu yang dialami . . .  ” ungkap Sastrawan dan juga Dosen ini.

Setelah itu  Radhar membuat suatu simulasi, dia menantang peserta untuk menginjak hanphone-nya hingga hancur dan Radhar akan mengganti dua kali lipat dari harga handphone yang dihancurkan tersebut.

Hasilnya, tidak ada peserta yang bersedia menginjak sampai hancur handphone-nya. “Banyak nomor kontak penting” jawab salah satu peserta.

Radhar mengungkapkan bahwa inilah contoh bahwa identitas diciutkan ke dalam satu handphone. Identitas termasuk di dalamnya masalah mentalitas, integritas, nilai basisnya adalah kebudayaan.

Kemudian Radhar menyoroti bagaimana pemerintah memeperlakukan budaya. Menurut Radhar, budaya saat ini dikerdilkan dan diciutkan peran historiknya, “Budaya hanya ditafsirkan sebagai industri kreatif” ungkapnya.

Bagi Radhar, dosa terbesar orde baru adalah memangkas ruang imajinasi generasi yang lahir di masa tersebut. Dampaknya adalah “Munculnya generasi-generasi yang enggak punya vision” ungkapnya. (Gusti Bayu)

Share Button
Tags
abdurahman wahid centerBudayagay indonesiaGusti Bayulgbt indonesiaSuara Kita
tweet
Bakal ada Pengakuan Gay di Sekuel How to Train Your Dragon
Gereja Protestan AS perbolehkan pernikahan sesama jenis

Related posts

  • Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang Aman Untuk Semua Orang

    Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang ...

    27 April 2022

  • Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas Di Dunia Penuh Warna

    Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas ...

    25 April 2022

  • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok Marginal

    Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok ...

    5 January 2022

  • Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ADB

    Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ...

    30 December 2021

  • Acara Pembukaan Sekretariat Perkumpulan SuaraKita

    Acara Pembukaan Sekretariat Perkumpulan SuaraKita

    1 November 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.