8 March 2021
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Internasional » Pertumbuhan Ekonomi Ancam Bahasa Minoritas

Pertumbuhan Ekonomi Ancam Bahasa Minoritas

Posted by :Alumni SK Posted date : 4 September 2014 In Internasional 0
Ilustrasi: Internet

Ilustrasi: Internet

Suarakita.org- Derap pertumbuhan ekonomi berimbas pada keragaman bahasa, kata ilmuwan. Sebuah studi mengungkap, wilayah yang makmur mengalami kepunahan bahasa jauh lebih cepat ketimbang kawasan lain

Kemakmuran ekonomi adalah musuh terbesar bahasa minoritas, begitulah kesimpulan sekelompok ilmuwan Eropa dan Amerika Serikat yang diterbitkan di jurnal ilmiah, Royal Society Journal.

Berbasis pada hitung-hitungan yang dipakai untuk mengungkap risiko kepunahan pada hewan dan tumbuhan, mereka menyimpulkan sepertiga dari sekitar 6900 bahasa di dunia terancam kehilangan penuturnya dalam beberapa tahun ke depan.

Australia dan Amerika Utara saat ini diyakini menyimpan ancaman terbesar buat bahasa minoritas.

Punah Lebih Cepat Ketimbang Flora dan Fauna

“Bahasa menghilang dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat ketimbang kepunahan keragaman hayati,” tulis ilmuwan dalam laporannya. “Bahasa berpopulasi kecil terancam di wilayah yang maju secara ekonomi karena kehilangan penuturnya.”

Contohnya di Alaska, 2009 lalu cuma terdapat 24 penutur bahasa suku Athabaskan. Bahasa ini tidak lagi dipelajari oleh generasi muda. Adapun bahasa Wichita milik suku Indian di Amerika Tengah, 2008 lalu cuma memiliki seorang penutur fasih.
Sementara di Australia, bahasa kaum Aborigin seperti bahasa Margu yang baru punah atau Rembarunga yang terancam, “perlahan tapi pasti mulai menghilang,” tulis tim ilmuwan dalam laporannya.

“Wilayah yang maju secara ekonomi seperti Amerika Utara dan Australia, telah berulangakali mengalami kepunuahan bahasa.” Namun begitu ilmuwan memastikan, bahasa berpopulasi kecil
masih hidup di sejumlah titik Hitspots di wilayah tersebut.

“Bahasa-bahasa itu membutuhkan perhatian karena risiko kepunahannya yang tinggi.”

Risiko Terisolasi

Risiko besar juga muncul dari negara-negara berkembang yang sedang menikmati pertumbuhan ekonomi pesat, seperti Brasil, Indonesia dan Nepal.

Selama penelitiannya ilmuwan memgumpulkan data terkait jumlah penutur, letak dan jangkauan geografis serta tingkat harapan hidup dan pertumbuhan demografi. Mereka kemudian mempertimbangkan pengaruh lain seperti globalisasi atau perubahan lingkungan dan sosio-ekonomi.

Perbandingan data yang mereka ajukan menampilkan “level produk domestik brutto per kepala berkorelasi dengan menyusutnya keragaman bahasa. Semakin sukses sebuah perekonomian, maka semakin cepat pula keragaman bahasa menghilang,” tulis tim ilmuwan dari Universitas Cambridge itu.

“Orang dipaksa beradaptasi pada bahasa yang lebih dominan atau mengambil risiko terisolasi secara ekonomi atau politis,” kata salah satu peneliti Tatsuya Amato.

Sumber: dw.de

Share Button
Tags
BahasaminoritasOurvoicepertumbuhan ekonomiSuara Kita
tweet
Sri Transgender Diwisuda sebagai Lelaki
Di Kota Ini Seluruh Penduduknya Adalah Perempuan

Related posts

  • Demo  Pro-Demokrasi Myanmar Menyuarakan Orang-Orang LGBT

    Demo Pro-Demokrasi Myanmar Menyuarakan Orang-Orang LGBT

    8 March 2021

  • Pengadilan Malaysia Memutuskan Larangan Seks LGBT Negara Bagian Selangor Tidak Konstitusional

    Pengadilan Malaysia Memutuskan Larangan Seks LGBT Negara ...

    2 March 2021

  • Pemerintah Selandia Baru Berjanji untuk Melarang Terapi Konversi

    Pemerintah Selandia Baru Berjanji untuk Melarang Terapi ...

    26 February 2021

  • Kelompok LGBT dan Etnis Turun ke Jalan untuk Memprotes Junta Militer Myanmar

    Kelompok LGBT dan Etnis Turun ke Jalan ...

    24 February 2021

  • Seruan Komisi HAM Internasional untuk Pencabutan Hukum Homofobik Jamaika

    Seruan Komisi HAM Internasional untuk Pencabutan Hukum ...

    22 February 2021

Leave a Comment

Click here to cancel reply.

Populer

  • Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    4 January 2013
  • Surat Terbuka Kepada Fahira Idris

    20 March 2013
  • Komunitas Gay Protes Pernyataan Khofifah Indar Parawansa

    6 July 2012
  • [Kisah] Aku Seorang Asexual

    [Kisah] Aku Seorang Asexual

    29 October 2015
  • <!--:id-->Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012<!--:-->

    Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012

    5 April 2012
  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.