8 August 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » Sistem Pendidikan Indonesia : Keprihatinan dan Harapan

Sistem Pendidikan Indonesia : Keprihatinan dan Harapan

Posted by :Alumni SK Posted date : 12 September 2014 In Liputan Comments Off on Sistem Pendidikan Indonesia : Keprihatinan dan Harapan
Hilmar Farid beserta peserta diskusi (Foto : Rikky/ Suarakita)

Hilmar Farid beserta peserta diskusi (Foto : Rikky/ Suarakita)

Suarakita.org – Lingkar Studi Pendidikan Prograsif LABSOSIO universitas Indonesia mengadakan diskusi publik bertemakan “Sistem Pendidikan Indonesia : Keprihatinan dan Harapan” bersama Dr. Hilmar Farid, 11 September 2014

Acara yang berlangsung di ruang N101 Gedung Nusantara, FISIP UI Depok ini memaparkan sistem pendidikan yang dibagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi ruang (sistem) dan dimensi manusia. Sistem di indonesia masih sistem yang masih memenuhi program semata karena pemerintah masih gamang ketika menafsirkan konsep kedalam praktek wilayahnya. Hilmar mengatakan tidak sampai 65% sistem di Indonesia yang benar-benar berfungsi.

Yang menjadi kegelisahan dalam acara yang dihadiri oleh akademisi, pemerhati pendidikan, mahasiswa dan guru ini adalah bagaimana membangun pendidikan Indonesia dan masyarakat yang sudah maju serta menerapkan persatuan di dalam perbedaan.

Pada dimensi ke dua, di Indonesia menjadi pertanyaan Anak yang dimaksud apa? Anak yang ideal seperti apa? Secara fisik dan mentalnya seperti apa? Maka dari itu dibutuhkan Informasi mengenai jumlah keadaan Indonesia
kontemporer dan disertai data yang harus jelas. Selain itu Hilmar merekomendasikan harusnya ada pertukaran baik guru dan pelajar, agar mereka bias bergaul dengan orang yang berbeda. Sehingga bisa tercipta rantai yang terarah untuk mencapai tujuan yang sama.

Terkait dengan LGBT di pendidikan yang masih banyak mendapat diskriminasi, Hilmar menyarankan, sekolah melindungi segala
siswa dari kekerasan, tidak boleh mendiskriminasi kelompok apapun termasuk LGBT. Untuk pemerintahan kedepan, Hilmar menegaskan bahwa Jokowi memiliki komitmen yang tinggi untuk pembangunan manusia. Dan moment ini harus dijadikan peluang agar LGBT juga turut memberi masukan untuk pendidikan yang ramah akan LGBT. Hal terkecil adalah LGBT menceritakan bagaimana pengalaman mereka di sekolah. (Rikky)

Share Button
Tags
fisip UIhilmar faridjokowiPendidikanUniversitas Indonesia
tweet
Bule Hunter: Antara uang, seks, dan cinta
Model Transgender, Andreja Pejic Bikin Film Tentang Hidupnya

Related posts

  • Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok Masyarakat Rentan

    Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok ...

    15 June 2022

  • Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang Aman Untuk Semua Orang

    Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang ...

    27 April 2022

  • Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas Di Dunia Penuh Warna

    Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas ...

    25 April 2022

  • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok Marginal

    Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok ...

    5 January 2022

  • Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ADB

    Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ...

    30 December 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.