22 May 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Opini » [Opini] Fenomena Trap Dalam Kebudayaan Jepang

[Opini] Fenomena Trap Dalam Kebudayaan Jepang

Posted by :Alumni SK Posted date : 26 November 2015 In Opini Comments Off on [Opini] Fenomena Trap Dalam Kebudayaan Jepang

d2745b5f515d68dbf317c130989369931251338523_full

Oleh: Wisesa Wirayuda

Suarakita.org — Bagi penikmat Anime dan Manga pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah trap. Trap jika diartikan kedalam bahasa Indonesia bermakna “jebakan”. Dalam Anime dan Manga, trap adalah karakter yang penampilannya dikontruksikan sebagai perempuan oleh pembuatnya — namun memiliki jenis kelamin laki-laki. Disinilah istilah trap muncul, seolah karakter ini menjadi sebuah jebakan bagi laki-laki (Heteroseksual- red.) penikmat Anime dan Manga.

Namun jika lebih dikritisi lagi, kata trap sendiri tidak berkonotasi negatif dalam kebudayaan Jepang, dimana masyarakat Jepang sudah terbiasa dengan kehadiran laki-laki yang sering melakukan crossdressing. Bahkan akan menjadi nilai tambah jika ternyata laki-laki ini bisa lebih cantik dan menawan ketimbang perempuan.

Bagi kalian pencinta serial Anime Naruto, tentu kalian mengenal karakter Haku. Karakter yang muncul di episode-episode awal ini sekilas memang berpenampilan perempuan, namun secara jelas menyebutkan dirinya sebagai laki-laki. Dan masih banyak lagi contoh-contoh karakter trap yang mungkin tidak kalian ketahui.[1]

Dikarenakan trap adalah karakter fiksi, sehingga hak pencipta atau animator karakter tersebutlah yang berhak menentukan jenis kelamin dari karakter yang ia buat ini. Sehingga, bisa saja sang animator membuat karakter yang sangat menyerupai sosok perempuan namun mengumumkannya secara publik bahwa jenis kelaminnya ternyata laki-laki.

Sedangkan dalam kehidupan nyata, dalam kebudayaan Jepang, trap adalah orang-orang yang gemar melakukan crossdressing. Namun masih mengidentifikasikan dirinya sebagai laki-laki. Di Jepang, fenomena trap atau crossdressing ini sedang marak dan menjadi sebuah tren.[2]

Selain fenomena trap, di Jepang juga dikenal dengan istilah hideyoshi, atau yang kita kenal sebagai transgender. Hideyoshi diakui sebagai gender ketiga dalam kebudayaan Jepang. Hal inilah yang membuat masyarakat Jepang lebih terbuka dengan keberagaman gender yang terjadi ditengah-tengah masyarakatnya. hideyoshi is hideyoshi[3], mereka tidak tergolong kedalam gender yang biner. Bahkan di Jepang tak jarang ditemukan toilet khusus untuk mereka yang mengidentifikasikan dirinya sebagai hideyoshi.[4]

Tidak hanya sampai disitu, dalam Anime dan Manga juga dikenal adanya istilah Jenis Kelamin X, yang memiliki arti not female neither male, atau dengan kata lain mereka dikategorikan sebagai interseksual.[5]

Mungkin inilah cara Kebudayaan Jepang mengatakan pada semua orang bahwa orang-orang dengan gender yang non-biner juga ada disekitar kita semua. Dan tugas kita hanyalah menghargai mereka sebagaimana kita menghargai orang lain.

 

Catatan Kaki:

[1] http://akatsukinoah.blogspot.co.id/2013/12/lima-karakter-cowok-manga-anime.html?showComment=1448044231195#c4571165605854492469

[2] http://jurnalotaku.com/2015/10/29/5-finalis-kontes-kecantikan-sekolah-khusus-pria-ditampilkan-cowok-mana-yang-paling-cantik/

[3] http://www.urbandictionary.com/define.php?term=Hideyoshi

[4] http://jurnalotaku.com/2014/10/12/inilah-10-besar-Trap-yang-paling-membekas-di-hati-para-otaku/

[5] https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110916064112AAw5v0s

Share Button
Tags
animeGender KetigahideyoshimangashemaleSuara KitaTransgendertrap
tweet
Pemerintah Bekasi Berencana Mengalokasikan Dana bagi Komunitas LGBT
“Bulu Mata” Wajah Waria Indonesia

Related posts

  • Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    Menegaskan Identitas Transgender Lebih Dari Sekadar Kesopanan

    3 March 2022

  • Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: Kontras antara Hak Hukum dan Realitas

    Religiusitas dan Spiritualitas Gender Minoritas di Indonesia: ...

    24 January 2022

  • Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk Menghapus Kekerasan Seksual

    Mempertanyakan Niat: Pemerintah Indonesia Tidak Berkomitmen untuk ...

    15 November 2021

  • Apa Itu KTP/KK Bagi Transpuan

    Apa Itu KTP/KK Bagi Transpuan

    20 September 2021

  • Kebijakan Saja Tidak Cukup

    Kebijakan Saja Tidak Cukup

    13 September 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.