17 August 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » [Liputan] Wayang Kakung dan Cairnya Ekspresi Seksualitas di Atas Panggung

[Liputan] Wayang Kakung dan Cairnya Ekspresi Seksualitas di Atas Panggung

Posted by :Esa Posted date : 2 February 2016 In Liputan Comments Off on [Liputan] Wayang Kakung dan Cairnya Ekspresi Seksualitas di Atas Panggung
IMG-20160201-WA0015

Dok. Suara Kita

Suarakita.org – Sebuah perhelatan seni budaya dengan tajuk Wayang Kakung (wayang laki-laki) sukses digelar oleh Perkumupulan Wayang Orang Bharata di gedung Kautaman Pewayangan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu sore (31/1). Perhelatan ini mengundang berbagai pesohor negeri termasuk Guruh Soekarno Putra. Wayang Kakung merupakan pagelaran wayang yang kesemua peran perempuan, termasuk ratu-ratu dan dayang-dayang diperankan oleh laki-laki.

“Pada pagelaran kali ini kami sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan martabat perempuan maupun laki-laki yang berdandan perempuan (transgender -red.). Ini murni kami lakukan sebagai sebuah inovasi di dalam kesenian” ungkap Teguh ‘Kenthus’ sebagai sutradara pagelaran.

Pada kesempatan yang ketiga kalinya ini, Wayang Orang Bharata berhasil menampilkan lakon epik berjudul Srikandi Larasati. Srikandi (Teguh ‘Kenthus’ Ampiranto) Larasati (Indra Bekti) mengisahkan tentang upaya kedua istri Arjuna ini menangkap penculik senjata Arjuna yang telah menyamar sebagai mereka.

“Memerankan peran wanita bagi kami merupakan tantangan tersendiri. Namun, sahabat-sahabat seniwati Wayang Orang Bharata tidak lelah-lelahnya mendukung kami agar tetap menampilkan yang terbaik.” tambah Kenthus.

Ketika Suara Kita menanyakan latar belakang mengapa tema cross-dressing diusung, Kenthus memaparkan bahwa sumber daya kesenian di Indonesia ternyata tidak kalah pamor dengan Thailand. “Di Pattaya, Thailand, banyak gelaran tari yang diperankan oleh laki-laki yang berdandan perempuan walaupun mereka hanya menampilkan tari Kabaret yang kurang memamerkan tradisi. Ponontonnya bahkan rela antri selama berjam-jam. Sebetulnya kami ingin menunjukkan jika kalangan seniman laki-laki Indonesia, khususnya Wayang Orang Bharata justru memiliki mimik tari perempuan yang lebih bagus. Intinya, Indonesia lebih komplit tradisinya.” papar Kenthus

Antusiasme dan apresiasi penonton terhadap pementasan ini bisa dikatakan sangat tinggi. Tiket sudah habis dipesan sejak seminggu sebelum pagelaran dimulai.

Perkumpulan Wayang Orang Bharata sendiri setiap Sabtu malam rutin menggelar pementasan dengan tema yang variatif di Gedung Bharata Purwa yang berlokasi di Senen. (Wida)

Share Button
Tags
Cross Genderlgbt indonesiaSuara KitaWayang
tweet
Harlah NU dan Pandangan Said Aqil Siradj tentang LGBT
[OPINI] Holocaust dan Pelupaan Pada Sang Liyan

Related posts

  • Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok Masyarakat Rentan

    Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok ...

    15 June 2022

  • Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang Aman Untuk Semua Orang

    Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang ...

    27 April 2022

  • Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas Di Dunia Penuh Warna

    Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas ...

    25 April 2022

  • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok Marginal

    Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok ...

    5 January 2022

  • Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ADB

    Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ...

    30 December 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.