30 January 2023
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » [Liputan] Tentang LGBTQ, Seksualitas dan Kebebasan Berekspresi di Tiga Negara ASEAN

[Liputan] Tentang LGBTQ, Seksualitas dan Kebebasan Berekspresi di Tiga Negara ASEAN

Posted by :katumiri Posted date : 9 May 2016 In Liputan Comments Off on [Liputan] Tentang LGBTQ, Seksualitas dan Kebebasan Berekspresi di Tiga Negara ASEAN

Oleh : Wida Puspitosari

SuaraKita.org – Diskusi dengan tema LGBTQ, seksualitas dan kebebasan berekspresi telah selesai digelar oleh The 3rd ASEAN Literary Festival pada Sabtu (7/5) kemarin. Acara yang mengambil tempat di Taman Ismail Marzuki ini dihadiri oleh banyak partisipan dari berbagai latar belakang dan profesi. Pada dasarnya diskusi ini bertujuan untuk mengulas bagaimana isu LGBTQ, seksualitas dan kebebasan berekspresi bertarung diskursus di tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam dan Vietnam. Adapun pembicara yang diundang terdiri dari Sebastian Partogi (Indonesia), Quratul Ain Bandial (Brunei Darussalam), Nguyen Le Chi – diwakili (Vietnam) serta dimoderatori oleh Tunggal Prawesti (Indonesia).

Diskusi mengenai tiga isu di atas berhasil diulas secara menarik oleh masing-masing pembicara. Quratul Ain Bandial menceritakan bahwa di Brunei Darussalam sendiri, isu menyoal LGBTQ masih menjadi perbincangan yang serius di kalangan masyarakatnya – karena kita tahu bila mayoritas penduduk di sana memeluk agama Islam yang jelas melarang seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas ini. Hampir sama dengan Quratul – di Indonesia, menurut Sebastian Partogi, miskonsepsi isu LGBTQ justru dinilai sebagai agenda liberalisme dan konspirasi internasional yang dapat merusak moral bangsa sehingga layak dibina. Namun banyak cara tidak bijaksana yang dilakukan dalam membina kelompok LGBTQ sendiri malah menimbulkan adanya ekslusi sosial, kekerasan oleh keluarga dan lingkungan hingga pemerkosaan yang dilakukan pada kelompok lesbian (corrective rape). Agak sedikit berbeda dengan Brunei Darussalam dan Indonesia, walaupun isu LBGTQ masih dipandang tabu oleh di beberapa daerah di Vietnam (terutama Vietnam utara), Ngunyen (diwakili) memaparkan bahwa aktivisme anak muda untuk memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan terhadap kelompok LGBTQ (pergerakan ini disebut dengan istilah “hou epnomo”) justru membuahkan hasil yang memukau dengan dilegalkannya undang-undang perkawinan sejenis serta memberikan kesempatan bagi kelompok LGBT untuk ambil bagian di ruang publik.

Di akhir acara, banyak partisipan juga melontarkan pendapat dan pertanyaan kritisnya kepada tiga pembicara. Diskusi ini berlangsung secara baik dan terbuka walau bebeberapa jam setelahnya diprotes oleh beberapa pendemo yang mengaku sebagai bagian dari Aliansi Mahasiswa dan Umat Islam Indonesia yang mengatakan bahwa acara tersebut telah menularkan virus-virus LGBTQ.

 

Share Button
Tags
kebebasan berekspresiLGBTLGBT ASEANlgbt indonesiawida puspitosari
tweet
Human Rights Watch : Pelajar LGBT di Jepang Masih Terancam
Dituduh Melakukan Sodomi Seorang Pemuda Dieksekusi Oleh ISIS

Related posts

  • Audiensi SuaraKita dengan Duta Besar Irlandia untuk Indonesia

    Audiensi SuaraKita dengan Duta Besar Irlandia untuk ...

    13 January 2023

  • Laporan Akhir Tahun LBH APIK Jakarta: Angka Kekerasan Semakin Meningkat, Potret Buram Keadilan bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

    Laporan Akhir Tahun LBH APIK Jakarta: Angka ...

    11 December 2022

  • Membangun Solidaritas Lintas Sektor Dalam HAKTP 2022

    Membangun Solidaritas Lintas Sektor Dalam HAKTP 2022

    29 November 2022

  • Sahabat Transpuan Menjangkau Perlindungan Sosial Bagi Lansia

    Sahabat Transpuan Menjangkau Perlindungan Sosial Bagi Lansia

    10 November 2022

  • SK Goes to Festival Film Human Rights

    SK Goes to Festival Film Human Rights

    5 November 2022

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.