29 June 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » LGBT Manado Aksi Tolak Kekerasan Seksual

LGBT Manado Aksi Tolak Kekerasan Seksual

Posted by :Alumni SK Posted date : 12 June 2016 In Liputan Comments Off on LGBT Manado Aksi Tolak Kekerasan Seksual
Coco Jericho  Berorasi (Sumber : Sanubari Sulawesi Utara)

Coco Jericho Berorasi
(Sumber : Sanubari Sulawesi Utara)

Suarakita.org- Kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT)  bersama dengan gerakan perempuan kota Manado turun ke jalan menyuarakan penghapusan kekerasan seksual, Sabtu 11 Juni 2016 di Bundaran Zero Point, Manado.

Sanubari Sulawesi Utara (SALUT) adalah organisasi LGBT di kota Manado yang ikut andil dalam aksi ini. Menurut Coco Jericho, Direktur SALUT, Aksi ini diinisiasi oleh kelompok Perempuan Manado. Tujuannya, untuk mengajak masyarakat kota Manado  bersama-sama ambil bagian dalam penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

“Alasan SALUT ikut, kekerasan seksual pun terjadi dalam komunitas lesbian dan perempuan sosial (waria). Karena itu, Kami berpikir ini merupakan tugas kita bersama.  Aksi ini pun sebagai bentuk solodaritas Komunitas LGBT untuk menyatakan LAWAN dan bersama satu suara”, tambah Coco yang dihubungi Suara Kita via Facebook.

Massa aksi berkumpul di pusat kota  sejak pukul 08.00 WITA. Kemudian mereka berorasi  di tengah lalu-lalang kendaraan  di jalan utama kota Manado itu sampai dengan pukul 10.00 WITA.

Coco kemudian bercerita berbagai bentuk kekerasan seksual yang dialami oleh kelompok LGBT di Manado.  Yang paling umum adalah corective rape atau perkosaan yang didasari motif agar korban berubah orientasi seksualnya menjadi heteroseksual. “Dipaksa melakukan hubungan seksual sehingga bisa sembuh dari orientasi lesbian”.

Pernah pula ketika razia, sorang butch, lesbian berekspresi maskulin,  dipegang payudaranya oleh aparat. “Saat dirazia oleh polisi, lesbian (butch) dilecehkan dengan cara dipegang buah dadanya”, tulis Coco.

Pengalaman kekerasan seksual yang dialami LGBT  banyak yang tidak dilaporkan ke pihak berwajib karena korban merasa  takut, jadi kelompok LGBT hanya berani cerita ke komunitas LGBT. “Salah 1 ketakutan dikarenakan orientasi mereka yang belu diterima oleh keluarga”,  cerita Coco.

Jika menghadapi cerita macam ini, SALUT memberikan pilihan pada korban. Apakah mau didampingi untuk melapor ke pihak berwajib atau tidak?

“Kalau Ya, akan kami dampingi. (kalau) Tidak, menjadi data kami dan kami akan terus mendampingi serta memberikan pemahaman ke teman-teman”, tulis Coco.  (Teguh Iman)

Share Button
Tags
lgbt indonesiaLGBT ManadoManadoSanubari Sulawesi UtaraSuara KitaTolak Kekerasan Seksual
tweet
Sadiq Khan: Walikota Muslim Pertama yang Mendukung LGBT
UN watch Mendesak Sekjen PBB Untuk Mengumumkan Nama-Nama Negara yang Menolak Organisasi LGBT ikut Serta di KTT HIV/AIDS

Related posts

  • Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok Masyarakat Rentan

    Program Pulih Bersama, Vaksinasi Covid-19 untuk Kelompok ...

    15 June 2022

  • Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang Aman Untuk Semua Orang

    Memahami SOGIESC Sama Dengan Menciptakan Lingkungan Yang ...

    27 April 2022

  • Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas Di Dunia Penuh Warna

    Belajar SOGIESC, Memahami Keragaman Gender Dan Seksualitas ...

    25 April 2022

  • Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok Marginal

    Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif untuk Kelompok ...

    5 January 2022

  • Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ADB

    Belajar Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Inklusif Dari ...

    30 December 2021

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.