28 February 2021
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Internasional » Penggagas Transgender Day of Remembrance Mengingatkan Untuk Terus Berjuang

Penggagas Transgender Day of Remembrance Mengingatkan Untuk Terus Berjuang

Posted by :katumiri Posted date : 20 November 2017 In Internasional 0

Gwendolyn Ann Smith

SuaraKita.org – Gwendolyn Ann Smith menggagas Hari Peringatan Transgender (Transgender Day of Remembrance/TDoR) tahun 1999 untuk menghormati kehidupan yang hilang akibat kekerasan anti-transgender. Pada saat itu, dia tidak tahu pada 20 November akan menjadi hari yang diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia, atau hal itu akan melahirkan Pekan Kesadaran Transgender/Transgender Awareness Week (13-17 November). Perayaan kehidupan transgender selama seminggu yang mengedukasi orang-orang tentang isu-isu yang dihadapi masyarakat.

“Saya benar-benar tidak membayangkan hal tersebut akan berkembang jauh dan seiap saat masih terkejut atas seberapa besar proyek ini, seberapa besar acara tersebut telah berkembang,” kata Gwendolyn Ann Smith.

Jumlah korban meninggal akibat kekerasan yang terdokumentasi meningkat. Sejauh ini di tahun 2017, 25 orang transgender di Amerika Serikat telah “ditembak mati atau dibunuh dengan cara kekerasan lain,” menurut catatan dari kelompok advokasi LGBT Human Rights Campaign. Sebagian besar korbannya adalah wanita transgender dengan kulit berwarna. Ini adalah daftar yang Gwendolyn Ann Smith, seorang transgender perempuan, sedih untuk akui.

“Anda duduk di sana dan membaca bagaimana kami dibunuh, pembunuh kami berusaha untuk menghapus kami – berusaha untuk benar-benar menghancurkan eksistensi kami – dan sangat sulit untuk hidup dengan kenyataan itu, untuk menjalani pengalaman tersebut dan menjadi bagian dalam pengalaman tersebut.” Kata Gwendolyn Ann Smith. “Pada saat yang sama, hal ini juga memperkuat tekad saya bahwa informasi ini perlu disebarkan di luar sana, dan kita perlu terus berjuang. Saya tidak akan membiarkan orang-orang ini menghapus saya atau menghapus komunitas saya. “

Gwendolyn Ann Smith, yang sekarang berusia 50 tahun, memulai TDoR hampir 20 tahun yang lalu setelah menemukan kemiripan antara kasus pembunuhan Rita Hester dan Chanelle Pickett. Kedua transgnder perempuan tersebut ditemukan tewas di Boston.

“Saya tahu kasus tersebut tidak terhubung secara langsung, tapi mereka berdua transgender perempuan Afrika-Amerika, mereka berdua tinggal di Boston, Massachusetts, mereka berdua terbunuh pada pertengahan hingga akhir November,” katanya. Gwendolyn Ann Smith bercerita tentang kematian mereka dengan beberapa teman di chatroom internet pada tahun 1998 – di tahun tubuh Rita Hester ditemukan. Teman-temannya di chatroom berada di Boston, katanya, tapi tidak ada yang ingat Chanelle Picket, yang meninggal tiga tahun sebelumnya.

“Benar-benar mengejutkan saya bahwa hal itu sudah,dilupakan dalam waktu singkat dan inilah kami dengan pembunuhan lain di tempat yang sama,” katanya.

Gwendolyn Ann Smitht mulai menyimpan daftar transgender yang telah terbunuh. Dia menyebutnya “Remembering Our Dead Project.” Pada musim semi tahun 1999, Gwendolyn Ann Smith memimpin sebuah kelompok yang terdiri dari 100 aktivis ke Teater Castro di San Francisco, di mana “Kisah Brandon Teena” – sebuah film dokumenter tentang pembunuhan transgender Brandon Teena – sedang diputar. Sementara kelompok itu memegang lilin, Gwendolyn Ann Smith berpidato untuk mengenang orang-orang yang telah meninggal dunia. Demonstrasi tersebut, kata Gwendolyn Ann Smith, membuatnya menyadari sebuah hari peringatan dibutuhkan untuk mengenang nyawa yang hilang. Pada bulan November itu, dia menyelenggarakan TDoR pertama, yang berlangsung di San Francisco dan Boston.

Gwendolyn Ann Smith mengatakan bahwa acara tahunan sekarang diperlukan untuk memastikan mereka yang kehilangan nyawa mereka tidak mati sia-sia. “Sangat penting bahwa kita mengingat orang-orang ini yang mungkin telah dilupakan dalam hidup mereka – bahwa kita tidak membiarkan mereka pergi,” katanya.

Gwendolyn Ann Smith mengatakan bahwa dia percaya “bathroom bills” (peraturan yang melarang transgender menggunakan kamar mandi yang sesuai dengan identitas atau ekspresi gendernya) yang didukung oleh kelompok Republikan anti-transgender telah membantu mengobarkan kekerasan terhadap individu transgender dalam beberapa tahun terakhir. Tapi kejadian baru-baru ini telah memberinya harapan. Dia mengatakan bahwa dia sangat senang saat Danica Roem, seorang transgender perempuan, terpilih di Virginia pekan lalu. Danica Roem mengalahkan Bob Marshall, yang menyusun “bathroom bills”. Gwendolyn Ann Smith tidak melihat kekalahannya sebagai sebuah kebetulan.

“Saya pikir itu adalah pertanda bahwa roda kehidupan sedang berputar,” kata Gwendolyn Ann Smith. “Kami telah melihat serangan balasan di North Carolina. Kami telah melihatnya didorong mundur di Texas dan tempat-tempat lain, dan ini adalah sebuah langkah maju. “

Gwendolyn Ann Smith, seorang desainer lepas dan kolumnis untuk Bay Area Reporter, tinggal di luar San Francisco bersama rekannya. Pada hari ini Senin, 20 November, aktivis tersebut akan menghadiri TDoR di Palm Springs, California, di mana dia akan menyingkap selubung sebuah patung yang dibuat untuk menghormati kehidupan yang hilang akibat transfobia.

Gwendolyn Ann Smith mengatakan cara terbaik untuk menghormati mereka yang meninggal, dan mencegah lebih banyak kekerasan, adalah untuk mendidik orang tentang apa itu transgender.

“Semakin banyak orang memahami siapa kita, apa yang kita inginkan, dan memahami bahwa transgender juga memiliki hak untuk eksis di dunia ini seperti manusia lain,” ujar Gwendolyn Ann Smith. (R.A.W)

Sumber:

NBC

Share Button
Tags
Gwendolyn Ann SmithLGBTlgbt indonesiaTDORTDoR 2017TransgenderTransgender Day of Remembrance
tweet
California Menyetujui Penggunaan Buku Teks Yang LGBT-Inklusif Untuk Murid Sekolah Dasar
[Liputan] Pemutaran Film & Diskusi “Bulu Mata” di Komunitas Transgender Bogor

Related posts

  • Pemerintah Selandia Baru Berjanji untuk Melarang Terapi Konversi

    Pemerintah Selandia Baru Berjanji untuk Melarang Terapi ...

    26 February 2021

  • Kelompok LGBT dan Etnis Turun ke Jalan untuk Memprotes Junta Militer Myanmar

    Kelompok LGBT dan Etnis Turun ke Jalan ...

    24 February 2021

  • Seruan Komisi HAM Internasional untuk Pencabutan Hukum Homofobik Jamaika

    Seruan Komisi HAM Internasional untuk Pencabutan Hukum ...

    22 February 2021

  • Tentara Inggris yang Dipecat karena LGBT Bisa Mendapatkan Medali Mereka Kembali

    Tentara Inggris yang Dipecat karena LGBT Bisa ...

    19 February 2021

  • Penelitian tentang Penilaian Orientasi Seksual Berbasis Suara yang Dapat Memicu Diskriminasi Berbasis Kelompok

    Penelitian tentang Penilaian Orientasi Seksual Berbasis Suara ...

    17 February 2021

Leave a Comment

Click here to cancel reply.

Populer

  • Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    4 January 2013
  • Surat Terbuka Kepada Fahira Idris

    20 March 2013
  • Komunitas Gay Protes Pernyataan Khofifah Indar Parawansa

    6 July 2012
  • [Kisah] Aku Seorang Asexual

    [Kisah] Aku Seorang Asexual

    29 October 2015
  • <!--:id-->Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012<!--:-->

    Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012

    5 April 2012
  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.