2 February 2023
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Nasional » Maraton di Aceh Sepi Pendaftar Karena Cara Mereka Memperlakukan LGBT

Maraton di Aceh Sepi Pendaftar Karena Cara Mereka Memperlakukan LGBT

Posted by :katumiri Posted date : 16 February 2018 In Nasional Comments Off on Maraton di Aceh Sepi Pendaftar Karena Cara Mereka Memperlakukan LGBT

SuaraKita.org – Gubernur provinsi Aceh mengakui peristiwa baru-baru ini yang ada dalam berita internasional mungkin menjadi alasan mengapa hanya sedikit orang yang mendaftar lomba maraton lokal.

Aceh adalah satu-satunya provinsi di negara mayoritas Muslim Indonesia yang diizinkan untuk menjalankan Hukum Syariah.

Provinsi ini mendapat kecaman karena perlakuan mereka terhadap LGBT.

Baru-baru ini, 12 orang transgender digerebek dari sebuah salon di Aceh Utara. Rambut mereka dicukur secara paksa oleh polisi yang juga menuntut agar mereka ‘hidup seperti lelaki’ sebelum melepaskannya dari tahanan.

Pada tahun 2017, dua lelaki berusia awal dua puluhan dihukum cambuk karena gay dan sodomi. Mereka menerima hukuman 82 kali cambuk, yang merupakan pertama kalinya seseorang dinyatakan bersalah karena melakukan homoseksualitas di Indonesia.

Bahkan politisi Aceh telah berbicara menentang komunitas LGBT. Pekan lalu, Muslim Ayub anggota DPR dari Partai Amanat Nasional untuk Dapil Nanggroe Aceh Darussalam mengatakan bahwa dia percaya bahwa LGBT harus dihukum mati atau dipenjara seumur hidup.

Aceh Maraton

Dalam upaya untuk meningkatkan pariwisata ke daerah tersebut, Aceh menyelenggarakan lomba lari maraton tahunan. Pemerintah provinsi Aceh akan menggelar Aceh International Marathon 2018 di Sabang, 29 Juli mendatang,  namun hanya 200 orang yang mendaftar sejauh ini. Penyelenggara berharap bisa menarik sekitar 4.000 orang untuk mengikuti lomba tersebut.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengakui jumlah pendaftaran yang rendah mungkin ada kaitannya dengan perlakuan provinsi yang dipimpinnya terhadap LGBT. Dia mengakui kontroversi untuk memaksa pramugari Muslim mengenakan jilbab saat mereka terbang ke Aceh mungkin ada hubungannya dengan hal itu juga.

Persoalan lainnya adalah soal kekhawatiran baju yang digunakan dalam acara lari maraton di Sabang tersebut.

“Gara-gara salah paham tentang kostum. Ini Sabang, kita enggak katakan harus pakai jilbab untuk semua pelari perempuan, atau pakai sorban untuk pelari lelaki” katanya.

Wilayah Sabang memiliki peraturan yang lebih santai bagi orang asing. Tapi yang jelas, hal itu belum meyakinkan orang untuk berlomba di Maraton Aceh. (R.A.W)

Sumber:

Kompas

GSN

Share Button
Tags
ACEH MARATON 2018Hak Asasi ManusiaHak LGBTLGBTLGBT Acehlgbt indonesia
tweet
[Opini] Kriminalisasi Hubungan LGBT Adalah Tindakan yang Salah Arah
Seorang Perempuan Fiji Berbagi Kisah Ketika Melela Pada Keluarga Katoliknya

Related posts

  • BERITA DUKA CITA

    BERITA DUKA CITA

    1 February 2023

  • Pulih Bersama: Vaksinasi Covid untuk Kelompok Rentan

    Pulih Bersama: Vaksinasi Covid untuk Kelompok Rentan

    23 January 2023

  • Peluncuran Pengetahuan Femisida Komnas Perempuan: Korban Femisida dan Keluarganya Berhak atas Keadilan

    Peluncuran Pengetahuan Femisida Komnas Perempuan: Korban Femisida ...

    14 December 2022

  • Hari Peringatan Transgender

    Hari Peringatan Transgender

    20 November 2022

  • Kolaborasi Multi Sektor Untuk Kebijakan Ketenagakerjaan Yang Inklusif Bagi Kelompok Marginal

    Kolaborasi Multi Sektor Untuk Kebijakan Ketenagakerjaan Yang ...

    1 November 2022

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.