17 May 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Internasional » Para Atlet LGBT Mendiskusikan Diskriminasi Dalam Olahraga Dalam Dokumenter Alone In The Game

Para Atlet LGBT Mendiskusikan Diskriminasi Dalam Olahraga Dalam Dokumenter Alone In The Game

Posted by :katumiri Posted date : 25 May 2018 In Internasional Comments Off on Para Atlet LGBT Mendiskusikan Diskriminasi Dalam Olahraga Dalam Dokumenter Alone In The Game

SuaraKita.org – Bahkan pada tahun 2018, dengan semua hak yang didapatkan oleh LGBT di dunia barat, masih kurangnya keterbukaan dari atlet gay dalam olahraga profesional – terutama dalam olah raga yang terkait dengan maskulinitas seperti sepakbola dan rugby.

Ini yang sedang diteliti dalam film dokumenter baru bernama Alone In The Game, yang disiarkan di AT & T Audience Network pada bulan Juni mendatang.

Layana White, seorang pemain bola basket yang dilecehkan sebagai akibat dari hubungannya dengan seorang perempuan rekan setimnya mengatakan bahwa dengan tidak melela dengan orientasi seksual dalam upaya untuk memajukan karir profesional membuatnya pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri.

“Berada dalam lingkungan yang “tidak bertanya, tidak memberi tahu” (don’t ask don’t tell) hanya menempatkan Anda lebih jauh ke dalam ketertutupan. Sebagai seorang atlet, Anda berusaha seumur hidup untuk mendapatkan beasiswa. Saya merasa satu-satunya pilihan adalah mencabut nyawa saya, ”jelasnya dalam dokumenter tersebut.

Atlet lain yang muncul di film dokumenter itu termasuk mantan pemain NBA Jason Collins, pemain sepak bola yang sudah pensiun Robbie Rogers, atlet Olimpiade  Gus Kenworthy, mantan bintang NFL Ryan O’Callaghan.

David McFarland, pembuat film dan produser eksekutif, mengatakan bahwa dokumenter ini akan “mengekspos budaya pengucilan, kefanatikan dan diskriminasi” yang membuat para atlet tidak berani untuk melela. (R.A.W)

Sumber:

Gay Times

Share Button
Tags
LGBTlgbt indonesiaOlah Raga
tweet
Lektur LGBT Dibatalkan, Murid SMA di Kaohsiung Taiwan Gantung Bendera Pelangi Sebagai Protes
[Opini] Motherhood

Related posts

  • Pemerintah Tokyo Berencana Untuk Memulai Sistem Kemitraan Sesama Jenis Pada November

    Pemerintah Tokyo Berencana Untuk Memulai Sistem Kemitraan ...

    14 May 2022

  • Museum LGBTQ+ Pertama di Inggris Dibuka di London

    Museum LGBTQ+ Pertama di Inggris Dibuka di ...

    10 May 2022

  • Norwegia Meminta Maaf Atas Undang-Undang Yang Melarang Seks Gay 50 Tahun Setelah Dekriminalisasi

    Norwegia Meminta Maaf Atas Undang-Undang Yang Melarang ...

    22 April 2022

  • Jalan Pelan tapi Pasti Singapura Menuju Dekriminalisasi Homoseksualitas

    Jalan Pelan tapi Pasti Singapura Menuju Dekriminalisasi ...

    11 April 2022

  • Teknologi ‘Pemotongan’ DNA Baru Dapat Menjadi Jalan untuk Menyembuhkan HIV

    Teknologi ‘Pemotongan’ DNA Baru Dapat Menjadi Jalan ...

    6 April 2022

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.