22 January 2021
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Cinta Untuk Semua: Olahraga Naik ke Level Selanjutnya

Cinta Untuk Semua: Olahraga Naik ke Level Selanjutnya

Posted by :Anak Magang Posted date : 10 July 2019 In Berita, Internasional 0

Alison van Uytvanck dan Greet Minnen.

SuaraKita.org – Dewasa ini, dalam ranah olahraga, perempuan masih menghadapi stigma dan penindasan. Satu alasan yang selalu digunakan sebagai latar belakang dari stigma adalah perempuan yang aktif dalam bidang olahraga tertentu selalu dicap sebagai seorang lesbian. Mungkin sebagian dari kita berpikir tidak ada yang salah dengan perempuan yang menendang bola sepak, mengayunkan tongkat kasti atau menggunakan anak panah. Tetapi kenyataannya, tidak sedikit dari kita yang masih terjebak dalam paham patriarki yang membelenggu.

Belakangan ini, para atlet perempuan yang menyatakan dirinya sebagai queer telah dengan bangga menunjukkan identitas mereka. Minggu lalu, pemain ganda putri tenis asal Belgia, Alison van Uytvanck dan Greet Minnen telah menjadi pasangan lesbian pertama yang bertanding di Wimbledon, dan meminta dukungan dari pasangan sesama jenis lainnya di bidang olahraga, karena dukungan ini dapat membantu atlet lelaki untuk coming out.

Megan Rapinoe di Piala Dunia Perempuan 2019.

Ada pula Megan Rapinoe, yang saat ini sedang naik daun sebagai “bintang” tim sepak bola perempuan Amerika Serikat. Ia mencetak 2 gol ketika melawan tuan rumah Perancis dalam Piala Dunia Perempuan 2019. Kemudian, ia berhasil mencetak salah satu gol kemenangan ketika timnas perempuan Amerika Serikat bertemu dengan timnas perempuan Belanda. Alhasil, Amerika Serikat pun menjuarai Piala Dunia Perempuan 2019.

Tentu saja, sejak dulu sudah ada atlet perempuan queer (karena sejak dulu juga sudah ada perempuan queer). Perbedaannya adalah, dulu mereka berani melakukan coming out ketika karir mereka di dunia olahraga sudah mau selesai atau bahkan sudah selesai alias pensiun. Hal ini mereka lakukan karena berbagai alasan, dari takut kehilangan sponsor sampai keamanan mereka sendiri. Billie Jean-King, salah satu legenda pemain tenis legendaris, kehilangan semua sponsor nya dalam waktu 24 jam setelah coming out.

Kemudian pada tahun 2006, Amelie Mauresmo juga melakukan coming out di puncak kejayaannya, di tahun di mana ia memenangkan 2 gelar Grand Slam dan berada pada posisi 1 di antara seluruh pemain tenis perempuan di seluruh dunia. Petenis asal Perancis ini mengaku tidak pernah menyesal sama sekali dengan keputusannya, walaupun dipanggil “setengah lelaki” oleh Martina Hingis, salah seorang pemain tenis profesional lainnya.

Julia Lemigova dan Martina Navratilova (kanan).

Sejak saat itu, telah terjadi perkembangan pesat bagi perempuan lesbian yang berkecimpung di dunia olahraga secara profesional. Pelatih Manchester United Perempuan, Casey Stoney, melakukan coming out pada tahun 2014 ketika masih bermain untuk timnas putri Inggris. Selain itu, di tahun 2016, Martina Navratilova, mantan pemain tenis profesional, melamar pasangannya di depan umum saat US Open.

Memang, masih banyak pekerjaan rumah yang belum selesai, bahkan di bidang olahraga lelaki. Namun, tentu saja banyak hal yang telah berubah. Minat untuk bergabung dalam perubahan? (K.O)

 

 

Sumber:

the guardian

Share Button
Tags
coming OutLesbianLGBTlgbt indonesiaOlahraga
tweet
Kelompok-kelompok HAM Malaysia Mengecam Tindakan Anti-LGBT oleh Negara
Mounir Baatour, Capres Gay Pertama di Tunisia

Related posts

  • Kontes Kecantikan Trans Pertama Kali Diluncurkan di Nigeria

    Kontes Kecantikan Trans Pertama Kali Diluncurkan di ...

    22 January 2021

  • Muslim LGBT Asia Selatan Beralih ke Media Sosial untuk Mendapatkan Dukungan

    Muslim LGBT Asia Selatan Beralih ke Media ...

    21 January 2021

  • Israel: Menjadi Transgender Bukan Gangguan Mental

    Israel: Menjadi Transgender Bukan Gangguan Mental

    19 January 2021

  • Nasib Kesetaraan Pernikahan Di Hong Kong dan Cina

    Nasib Kesetaraan Pernikahan Di Hong Kong dan ...

    18 January 2021

  • Islandia Akhirnya Memperbarui Opsi Gender dalam Dokumen Resmi

    Islandia Akhirnya Memperbarui Opsi Gender dalam Dokumen ...

    16 January 2021

Leave a Comment

Click here to cancel reply.

Populer

  • Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    Minang Bukan Islam,Begitu Sebaliknya (Sebuah Tanggapan)

    4 January 2013
  • Surat Terbuka Kepada Fahira Idris

    20 March 2013
  • Komunitas Gay Protes Pernyataan Khofifah Indar Parawansa

    6 July 2012
  • [Kisah] Aku Seorang Asexual

    [Kisah] Aku Seorang Asexual

    29 October 2015
  • <!--:id-->Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012<!--:-->

    Ada yang “tidak beres” dengan kritikan Juri Indonesian Idol 2012

    5 April 2012
  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.