1 February 2023
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Liputan » All in My Family, Sekali Keluarga Tetap Keluarga

All in My Family, Sekali Keluarga Tetap Keluarga

Posted by :Teguh Affandi Posted date : 3 February 2020 In Liputan Comments Off on All in My Family, Sekali Keluarga Tetap Keluarga

Diskusi Film Suara Kita, Sabtu, 1 Februari 2020

Suarakita.org – “Kita harus peka untuk mencari cara bagaimana hubungan dengan keluarga tetap harmonis tanpa kita menjadi orang lain,” ungkap Dicky Sugianto, psikolog  yang  menjadi narasumber diskusi film Suara Kita pada Sabtu, 1 Februari 2020 lalu.

Diskusi film Suara Kita membedah film dokumenter bertajuk All in My Family, mengisahkan tentang Wu Hao, seorang gay asal Cina yang berusaha mengenalkan pasangan dan kedua anaknya ke keluarga besar Hao saat perayaan tahun baru imlek. Wu Hao sendiri sudah membuka identitasnya sebagai gay ke hadapan keluarganya sejak usia 20 tahun.

Sebagaimana keluarga konsevatif di Cina, isu homoseksualitas tidak terbayangkan dalam keluarga Hao. Dalam film, sang Ibu tegas menyatakan bahwa konsep homoseksualitas tidak ada dalam tradisi dan kebudayaan keluarganya. Meskipun begitu, beliau pun menyatakan tidak punya pilihan, karena  bagaimanapun Wu Hao adalah anaknya.

Konflik makin menarik ketika Wu Hao dan pasangannya Eric berniat untuk mempunyai anak melalui proses inseminasi buatan. Sang Ibu menolak ide Hao karena khawatir nanti anak yang dilahirkan tidak bahagia karena tidak memiliki figur Ibu. Namun, semakin ibunya menolak, Hao semakin ingin punya Anak.

Menurut Dicky, untuk memahami film dokumenter ini penting pula memahami aspek budaya dan sistem psikologis budaya Tionghoa. Dia menambahkan bagaimana dalam budaya Tionghoa penghormatan pada tetua sangat dijunjung tinggi. Hal ini terlihat dari bagaimana satu keluarga berdebat apakah Kakek perlu tahu orientasi seksual Hao, dan bagaimana Hao mempunyai anak. “Dalam budaya Tionghoa, memberikan keturunan sama dengan memberikan penghargaan kepada keluarga,” ungkap Dicky.

 “Film ini banyak sesuai dengan konteks Indonesia, mungkin karena sama-sama Asia”, ungkap N, peserta asal Jakarta timur. Kemudian N menceritakan kisah temannya yang ketahuan gay kemudian mengalami kekerasan.

“Memang untuk jadi gay yang coming out (terbuka – red) di Indonesia sulit, teman-teman harus paham resikonya”, ungkap H.  Dia menambahkan biasanya kalau pun orang tua tidak melakukan kekerasan, biasanya orang tua cenderung protektif. “Kita harus kasih penghormatan bagi orang-orang yang paham resiko coming out, namun tetap memilih untuk coming out,” ungkapnya. (Teguh)

Share Button
Tags
All In My Familygay indonesialgbt indonesiaNonton barengSuara Kita
tweet
Tinjauan Amnesty International Penegakan HAM di Asia-Pasifik 2019: Indonesia
Hampir Semua Anak Muda LGB Menggunakan Pornografi Online untuk Belajar Tentang Seksualitas Mereka

Related posts

  • Lokakarya Penutupan Program PULIH BERSAMA Area Provinsi Sulawesi Selatan

    Lokakarya Penutupan Program PULIH BERSAMA Area Provinsi ...

    1 February 2023

  • Audiensi SuaraKita dengan Duta Besar Irlandia untuk Indonesia

    Audiensi SuaraKita dengan Duta Besar Irlandia untuk ...

    13 January 2023

  • Laporan Akhir Tahun LBH APIK Jakarta: Angka Kekerasan Semakin Meningkat, Potret Buram Keadilan bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

    Laporan Akhir Tahun LBH APIK Jakarta: Angka ...

    11 December 2022

  • Membangun Solidaritas Lintas Sektor Dalam HAKTP 2022

    Membangun Solidaritas Lintas Sektor Dalam HAKTP 2022

    29 November 2022

  • Sahabat Transpuan Menjangkau Perlindungan Sosial Bagi Lansia

    Sahabat Transpuan Menjangkau Perlindungan Sosial Bagi Lansia

    10 November 2022

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.