22 May 2022
  • Sitemap
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • youtube
  • twitter
  • facebook

SuaraKita

  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Internasional
    • Liputan
    • Siaran Pers
  • Event
  • Cerita
  • Opini
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Foto
  • Video
  • Referensi
    • Buku
    • Film
    • OV Zine
You Are Here: Home » Berita » Internasional » Penelitian: 80% orang LGBT Mengalami Perundungan Online

Penelitian: 80% orang LGBT Mengalami Perundungan Online

Posted by :katumiri Posted date : 21 February 2020 In Internasional Comments Off on Penelitian: 80% orang LGBT Mengalami Perundungan Online

SuaraKita.org – Penelitian yang dilakukan oleh GALOP menemukan 80% orang LGBTmengalami perundungan secara online. Perundungan (bullying) termasuk ancaman kekerasan dan ancaman terhadap orang-orang. 

700 responden untuk survei berasal dari seluruh Inggris. 58% dari insiden yang dilaporkan terjadi di Facebook dan 34% di Twitter. Sisanya, 19% terjadi di bagian komentar dari outlet media online, 17% di Instagram, 13% di YouTube dan juga 11% di aplikasi kencan.

Transfobia

Orang-orang trans mengalami tingkat perundungan online yang sangat tinggi dengan 93% insiden pelaporan dalam lima tahun terakhir. Satu responden mencatat proliferasi fitnah transfobik.

“Hanya ada halaman demi halaman komentar anti-trans pada artikel terkait trans yang mengatakan kita harus dibunuh, menderita penyakit mental, dan pedofil.”

Yang lain berkata, “Sebagai trans perempuan online, feminis radikal telah memanggil saya (dan seringkali semua trans perempuan) pemerkosa dan pedofil ratusan kali. Insiden terburuk melibatkan ancaman untuk melaporkan saya ke polisi dengan tuduhan palsu sebagai ‘lelaki dan pemerkosa’. ”

Bifobia

Beberapa responden juga menyoroti intimidasi yang diarahkan kepada mereka oleh anggota komunitas LGBT lainnya.

Responden biseksual, gender non-biner, transgender, dan aseksual mencatat bahwa beberapa komentator online membantah dimasukkannya minoritas seksual lain dalam komunitas LGBT.

“Saya telah mengalami banyak bifobia di ruang online LGBT,” tulis seorang.

Yang lain mengatakan itu, meski menjadi biseksual. “Jangan menganggap diri saya bagian dari komunitas LGBT lagi karena ada banyak kebencian terhadap kami.”

Pengalaman baru-baru ini di Australia menunjukkan bahwa nada yang diadopsi oleh outlet media dalam diskusi mereka tentang masalah LGBT, memengaruhi komentar online.

Sementara beberapa responden menunjukkan bahwa mereka mulai tidak menyukai identitas mereka sendiri, yang lain mengatakan mereka sekarang memisahkan diri dari kelompok LGBT.

Namun, beberapa merasa diberdayakan untuk melawan.

“Saya sudah menjadi aktivis. Orang-orang ini adalah minoritas vokal yang ingin saya lawan demi saya dan teman dan keluarga LGBT saya. ”

Laporan GALOP mengatakan para korban membutuhkan panduan lebih lanjut tentang tempat melaporkan pelecehan. Laporan ini juga menyerukan peninjauan kembali ke undang-undang yang ada dan lebih banyak dukungan bagi para korban. Mereka merekomendasikan bahwa perusahaan media sosial mengatasi perundungan anti-LGBT. Para peneliti GALOP mengatakan bahwa peraturan diperlukan untuk memungkinkan kebebasan berbicara, sambil menghapus ujaran kebencian. (R.A.W)

Laporan penelitian dapat diunduh pada tautan berikut:

Download (PDF, Unknown)

Sumber:

QN

Share Button
Tags
BullyingDiskriminasiHomofobiaLGBTLGBT Australialgbt indonesiaLGBT InggrispenelitianPerundunganTransfobia
tweet
Sejarah Panjang Desmond Tutu Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Lesbian Dan Gay
Bollywood Melawan Homofobia di India dengan Film Komedi Romantis

Related posts

  • Marvel Memperkenalkan Pahlawan Super Transgender

    Marvel Memperkenalkan Pahlawan Super Transgender

    21 May 2022

  • Pemerintah Tokyo Berencana Untuk Memulai Sistem Kemitraan Sesama Jenis Pada November

    Pemerintah Tokyo Berencana Untuk Memulai Sistem Kemitraan ...

    14 May 2022

  • Museum LGBTQ+ Pertama di Inggris Dibuka di London

    Museum LGBTQ+ Pertama di Inggris Dibuka di ...

    10 May 2022

  • Norwegia Meminta Maaf Atas Undang-Undang Yang Melarang Seks Gay 50 Tahun Setelah Dekriminalisasi

    Norwegia Meminta Maaf Atas Undang-Undang Yang Melarang ...

    22 April 2022

  • Jalan Pelan tapi Pasti Singapura Menuju Dekriminalisasi Homoseksualitas

    Jalan Pelan tapi Pasti Singapura Menuju Dekriminalisasi ...

    11 April 2022

  • youtube
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2014, All Rights Reserved.