Suarakita.org- “Tiga tahun lalu, teman Emak tidak mau merawat anaknya karena belum siap. Emak heran, apa dia engga inget waktu hamil sembilan bulan? Perjuangan dia.... Tapi biarlah. Pertama kali ngeliat anak ini Emak langsung sayang dan berniat merawat. Yang penting Emak sayang sama anak ini. Dan Emak mau dipanggil ayah hehehe...”, kata Emak sambil memainkan rambutnya yang lurus sampai bahu dengan santai. Read more »
Suarakita.org- Sekelompok waria mengikuti pelatihan menulis yang diadakan oleh Suara Kita. Bersama Sanggar Waria Remaja (Swara), Suara Kita mengelola kegiatan ini. Peserta datang dari beberapa wilayah di Jakarta; tiga dari Jakarta Timur, dua dari Jakarta Utara, dua dari Jakarta Barat, tiga dari Jakarta Pusat. Suara Kita pun mengikutsertakan satu orang staf (gay) dan satu orang sahabat (priawan) Suara Kita untuk mengikuti pelatihan ini. Read more »
Suarakita.org- Pagi ini terasa dingin sekali. Tidak seperti biasanya. Matahari juga belum menunjukan seluruh wajahnya. Hanya sedikit cahaya yang sekilas menerangi langkahku. Mungkin Matahari memberikan waktu. Read more »
Suarakita.org- Meski sudah menjadi seorang perempuan, Frank yang kini dipanggil Kellie tetap yakin menekuni profesinya sebagai promotor tinju. Read more »
Suarakita.org- Biasanya sebuah brand kecantikan akan memilih model atau selebriti perempuan sebagai ambassador mereka. Langkah baru diambil oleh Make Up For Ever yang menunjuk seorang model transgender. Read more »
Suarakita.org- Ruangan tengah kantor Lembaga Swadaya Masyarakat Kebaya Yogyakarta, hari itu, 14 April 2015, terasa lebih hidup. Read more »
Suarakita.org- Namaku Mohamad Dachary Lahmudin S.pd, dengan nama kecil yang singkat Gun. Aku terlahir sebagai seorang laki laki di Desa Huntu, Desa kecil di ujung Provinsi Gorontalo, pada 8 Agustus 1983 dari keluarga sederhana. Read more »
Suarakita.org- Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin itulah peribahasa yang tepat menggambarkan keadaan tiga tokoh waria dalam buku Aku Manusia, Kamu Bukan Tuhan yang ditulis oleh Bhina Wiriadinata. Bagaimana tidak? Dalam buku ini diceritakan tiga orang laki-laki ‘tulen’ (?) yang terdesak oleh keadaan kemudian harus menjadi waria karena alasan dan latar belakang yang berbeda-beda. Read more »