SuaraKita.org - Dahan-dahan Kemboja memenuhi pandangan jendela kamar, sebagian pucuk-pucuknya berdesakan dengan daun-daun Kemuning yang juga telah menjadi pohon tinggi dan rimbun. Pagi sudah pergi bersama kekasihku. Mengenakan tuksedo merah hati dan wangi parfum, ia membangunkanku untuk memberi kecupan. Setiap kali kecupannya hinggap, aku berdoa untuk keselamatan dan rawatan pada cita-cita hidupnya. Ketika deru kendaraannya meninggalkan pelataraan rumah, aku menarik lagi selimut, melanjutkan tidur pagi sambil membiarkan udara yang paling bersih datang dari jendela yang terbuka lebar. Read more »
SuaraKita.org - Melihatnya di atas dermaga adalah pertanda senja telah tiba. Tak ada yang tahu sejak kapan dia menunggu di dermaga. Read more »
SuaraKita.org - Dua puluh menit sudah aku menunggu datangnya kereta. “Dikarenakan ada rel yang anjlok...” tutur suara operator yang kaku itu. Jika dua puluh menit lagi aku belum naik kereta, sudah dipastikan aku akan kena marah bosku lagi. Read more »
SuaraKita.org - “Tuhanku, apabila ilalang telah tak ada tak memiliki tanah sebagai rumah tempat tumbuh, lantas aku dan dia mesti berjalan menyusuri apa. Kami tak hendak menyusuri dinding dan aspal!” Read more »
SuaraKita.org - Jakarta, pukul 11 malam, aku dan kekasihku menyelinap di betis gedung-gedung bertingkat, mencari jalan pintas ke Stasiun Tanah Abang. Bertiga dengan supir bajay, berkeliat menuju gang-gang kecil. Rumah-rumah kecil yang padat, lotengnya berjejalan. Setiap jengkal halamannya dijadikan lapak hidup. Aroma sate Madura, goreng-goreng, nasi uduk merangsang hidung. Anak-anak berlomba dengan motor dan bajay mengambil ruang bermain, yang sekaligus jalan pintas menuju stasiun. Read more »
Suarakita.org - Lea terdiam. Tak lama bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyuman yang agak sinis, hampir sangat sedikit sekali yang ia tarik pada ujung bibirnya. Perubahan mendadak pada Lea membuat Andrea keheranan. Read more »
Suarakita.org - Saat pertama mereka bertemu, Sang Pangeran menatap Daru dengan amarah. Pangeran Anit yang terkenal akan belas kasihannya--akan kebaikannya, akan kebiasaannya memberikan setiap orang kesempatan kedua- menatap Daru dengan tajam. Dan Daru tahu, sebagai seseorang yang berasal dari latar belakang yang tidak jelas, dia tidak mempunyai kesempatan kedua di mata Pangeran. Dia tidak penting, tidak berarti. Siapa yang akan percaya bahwa dia tidak menyerang Sang Putri? Terlebih lagi, setelah berbagai macam kejahatan yang telah dia lakukan, mungkin ini adalah karma. Read more »
Suarakita.org - Bocah itu tampak kesulitan membuat PR. Ia tengah duduk di kelas 3 SD. “Ayah, sini, dong, bantuin aku mengerjakan soal Matematika! Ini sulit tau!” Read more »