SuaraKita.org - “Tuhanku, apabila ilalang telah tak ada tak memiliki tanah sebagai rumah tempat tumbuh, lantas aku dan dia mesti berjalan menyusuri apa. Kami tak hendak menyusuri dinding dan aspal!” Read more »
SuaraKita.org - Jakarta, pukul 11 malam, aku dan kekasihku menyelinap di betis gedung-gedung bertingkat, mencari jalan pintas ke Stasiun Tanah Abang. Bertiga dengan supir bajay, berkeliat menuju gang-gang kecil. Rumah-rumah kecil yang padat, lotengnya berjejalan. Setiap jengkal halamannya dijadikan lapak hidup. Aroma sate Madura, goreng-goreng, nasi uduk merangsang hidung. Anak-anak berlomba dengan motor dan bajay mengambil ruang bermain, yang sekaligus jalan pintas menuju stasiun. Read more »
Suarakita.org - Lea terdiam. Tak lama bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyuman yang agak sinis, hampir sangat sedikit sekali yang ia tarik pada ujung bibirnya. Perubahan mendadak pada Lea membuat Andrea keheranan. Read more »
Suarakita.org - Saat pertama mereka bertemu, Sang Pangeran menatap Daru dengan amarah. Pangeran Anit yang terkenal akan belas kasihannya--akan kebaikannya, akan kebiasaannya memberikan setiap orang kesempatan kedua- menatap Daru dengan tajam. Dan Daru tahu, sebagai seseorang yang berasal dari latar belakang yang tidak jelas, dia tidak mempunyai kesempatan kedua di mata Pangeran. Dia tidak penting, tidak berarti. Siapa yang akan percaya bahwa dia tidak menyerang Sang Putri? Terlebih lagi, setelah berbagai macam kejahatan yang telah dia lakukan, mungkin ini adalah karma. Read more »
Suarakita.org - Bocah itu tampak kesulitan membuat PR. Ia tengah duduk di kelas 3 SD. “Ayah, sini, dong, bantuin aku mengerjakan soal Matematika! Ini sulit tau!” Read more »
Oleh: Abi Ardianda* SUarakita.org – Sabtu pagi mestinya tidak semendung ini. “… satu gelas espresso?” Pramusaji itu kemudian meletakkan secangkir espresso di hadapan Rasyid setelah aku yang mengangguk, mengiyakan. Rasyid tidak memiliki cukup keperdulian, bahkan untuk sejenak... Read more »
Aku yang marah kemudian memandangi foto itu lekat-lekat. Aku memandangi wajahnya yang bisa dibilang rupawan. Aku memandangi dagingnya yang gempal berisi. Read more »
Oleh: Sebastian Partogi* Igo Aku heran bagaimana orang bisa mengenali diriku sebagai Igo dan tidak pernah terlihat kebingungan saat bertemu denganku. Berbeda dengan manusia pada umumnya, yang biasanya memiliki bentuk wajah yang khas dan membedakan diri mereka... Read more »