Suarakita.org- Rumah di Tepi Sungai. Karya: Dewi Nova*Petang lembayung. Aku terpaku di pelabuhan kecil. Haruskah kusambut perahu yang akan menyeberang ke kota ia berada? Atau kembali ke stasiun kereta dan mengirim pesan bahwa aku berhalangan? Read more »
NYALA ROKOK DI ANTARA GERBONG Cerpen: Putu Oka Sukanta* “Jam sebelas malam ini Mas, ditunggu di stasiun Tugu. Tapi maaf saya tidak ikut.” Itulah huruf yang muncul di layar telpon genggam saya. Saya segera menjawab. Read more »
Karya: Antok Serean* Klik. Angger menutup teleponnya. Gamang, kabut hitam menyelimuti semesta batin. Suara adik perempuannya menyadarkan, ia belum terpisah dari masa lalu. Kata-kata merajuk bak aliran derita tiada putus, Read more »
Suarakita.org- Pertemuan kami di taman kampus kala itu masih terbayang di pelupuk mataku. Singkat. Berkesan. Kala pertama kali matanya memanah hingga ke relung hatiku. Ini bodoh. Konyol. Bila kusebut ini sebagai cinta pada pandangan pertama. Selama ini aku belum pernah merasakan getar cinta. Bahkan pada seorang cewek sekalipun. Read more »
Duka Seratus Cambuk Penulis: Antok Serean*. Ibu, satu-satunya alasan pulang ke Aceh. Saat semua umat menolaknya, Ibu berlapang dada mengalirkan telaga kata-kata,”Manusia beradab, Nak, harus adil pada diri sendiri, sebelum adil pada orang lain. Read more »
Suarakita.org- “Kamu tahu Republik Pelangi?” tanya sahabatku. Read more »
Suarakita.org- Suara cempreng dua orang waria membangunkan Ferina yang baru saja mau tertidur. Ferina menyeka wajahnya yang basah keringat dengan sapu tangan sambil memperhatikan waria yang sedang menyanyi lagu dangdut disertai goyangan dahsyat itu. Huh, desah Ferina dalam hati. Read more »
Suarakita.org- SUAMIKU menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit jantung. Menurut dokter, seorang perempuan cantik memapah dan mengantarnya. Seingatku, suamiku pamit kerja di luar kota. Bagaimana mungkin ia masuk rumah sakit jantung yang berada di depan rumah kami? Diantar perempuan cantik pula? Sumiku berselingkuh? Read more »